Akui Misi Damai Jokowi Tidak Mudah, Mantan Dubes RI untuk Rusia: Ukraina dan Rusia Sama-sama Keras
Mantan Dubes RI untuk Federasi Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi menilai Ukraina maupun Rusia masih sama-sama keras, sebut damai bukan sesuatu yang mudah
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Misi perdamaian yang dibawa Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia, bukan sesuatu yang mudah.
Pernyataan itu disampaikan oleh Mantan Dubes RI untuk Federasi Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi.
Menurut pengamatannya, baik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin, keduanya masih sama-sama keras.
"Kalau saya lihat itu memang keduanya masih sama-sama keras. Zelensky menginginkan penarikan pasukan dan pembukaan pelabuhan yang diblokir."
"Sementara tuntutan Rusia sebenernya sederhana, Ukraina stop NATO masuk, itu (konflik) sudah selesai," kata Wahid dikutip dari tayangan Kompas Tv, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Mengenal Pulau Ular, Wilayah Strategis untuk Ekspor Pangan Ukraina yang Kini Ditinggalkan Rusia
Baca juga: Rusia Mendadak Tarik Pasukannya dari Pulau Ular Jelang Pertemuan Jokowi dengan Vladimir Putin
Apabila Ukraina bersikeras menginginkan gabung pada Uni Soviet, kata Wahid, itu tak maslaah bagi Rusia.
"Kalau Ukraina mau masuk Uni Soviet itu nggak masalah."
"Masalahnya karena masuknya Ukraina ke NATO itu yang menjadi ancaman nyata bagi Rusia karena Ukraina dan Georgia buffer states Rusia."
"Jadi geopolitik stategis ini ancaman yang nyata, jadi kalau suatu negara merasa terancam pasti akan berbuat sesuatu," jelas Wahid.
Jadi tidak dipungkiri Rusia, yakni Putin, berupaya untuk mempertahankan wilayahnya.
"Ini sebenarnya NATO punya peran (dalan konflik ini) ini karena NATO sebelumnya telah berjanji tidak akan meluaskan keanggotaannya pada tahun 1990, 1991 ke timur."
"Kenyataannya Uni Soviet masuk, lalu ketika Ukraina dan Georgia juga menginginkan masuk," lanjut Wahid.
Baca juga: Hadir Apa Adanya dan Rileks, Ketulusan Iriana Widodo Dampingi Misi Damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Jadi, memang misi yang dibawa Jokowi ini berat dan tidak mudah.
"Jadi tidak mudah harus saya akui kedua negara itu mau merubah posisi masing-masing."
"Sementara itu saya belum bisa melihat arah (perdamaian) itu," sambung Wahid.
Jokowi Tiba di Rusia
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Jokowi dikabarkan telah tiba di Moskow, Rusia Kamis, (30/6/2022).
Rombongan RI 1 ini mendarat di Bandara Vnukovo II sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Kedatangan Jokowi disambut Kepala Protokol Negara Federasi Rusia Igor Viktorovich Bogdashev dan Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Mikhail Bogdanov.
Baca juga: Bertemu Putin, Jokowi Ajak Bahas Pembukaan Blokade Ekspor Gandum Ukraina
Tampak pula Duta Besar RI Moskow Jose Antonio Morato Tavares dan Atase Pertahanan KBRI Moskow Kolonel Budi Susilo datang menyambut Jokowi.
Rombongan RI 1 itu kemudian menuju hotel tempat transit sebelum bertolak menuju Kremlin untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pembahasan pertemuan antara Jokowi dengan Putin digelar untuk membahas persoalan krisis pangan di dunia yang perlahan-lahan mulai terasa.
Selain itu, mereka kabarnya juga akan membahas mengenai kelanjutan invansi Rusia ke Ukraina.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Taufik Ismail)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.