Persis: Indonesia Seharusnya Malu Jika Masih Ada Kasus Stunting
menilai tepat penunjukan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
![Persis: Indonesia Seharusnya Malu Jika Masih Ada Kasus Stunting](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bkkbn-kukuhkan-ksad-dudung-bapak-asuh-anak-stunting.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Jeje Zainuddin, menilai tepat penunjukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting.
Menurut dia, Jenderal Dudung perlu mengoptimalkan seluruh infrastruktur yang ada untuk mempercepat penanganan stunting.
"Saya kira relevansinya mungkin terkait perlunya figur yang memiliki leadership yang kuat dengan jejaring struktural yang mapan dan penguasaan medan," kata dia, dalam keterangannya, pada Kamis (30/6/2022).
Tingginya angka anak stunting, kata dia, harus diselesaikan secara bersama-sama.
Sebab, lanjut, Kiai Jeje, dizaman modern yang penuh kemakmuran ini seharusnya bangsa ini merasa malu karena masih ada anak bangsa yang hidup menderita karena ketidak merataan ekonomi.
“Sehingga berdampak pada kekurangan asupan gizi bayi, kesalahan pola asuh, sanitasi buruk, dan pelayanan kesehatan yang tidak merata,” tambah Kiai Jeje.
Kiai Jeje juga mengatakan bahwa Jenderal Dudung memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk kembali menyolidkan kekuatan bangsa yang sedang dalam ancaman dan upaya upaya pecah belah dari pihak luar.
Diharapkan, Jenderal Dudung menjadi pelopor pemersatu kekuatan umat dan bangsa, terutama mengompakkan kembali kekuatan TNI dengan kekuatan umat Islam yang setia NKRI
Baca juga: Hari Keluarga Nasional, BKKBN Kukuhkan KSAD Dudung jadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting Indonesia
“Jangan sampai muncul ada kesan bahwa TNI-POLRI dijauhkan apalagi dibentur-dibenturkan dengan kepentingan umat, yang tentu akan merugikan dan membahayakan masa depan bangsa,” tambahnya.