Diaspora Indonesia di Luar Negeri, Nasionalisme Tinggi Tapi Kerap Dianggap Asing
Diaspora bahkan bisa disebut agen-agen diplomasi, karena mereka sebisa mungkin memperkenalkan identitas-identitas budaya Indonesia ke warga lokal
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diaspora Indonesia di luar negeri memiliki nasionalisme tinggi, namun kerap dianggap asing oleh orang Indonesia sendiri.
Hal ini disampaikan Indonesian Diaspora Network (IDN) Taiwan/Vice President Migran Worker, Kartika Dewi di konferensi pers '10 Tahun Gerakan Diaspora Indonesia' di Jakarta, Senin (4/7/2022).
Dijelaskan, diaspora Indonesia adalah orang orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, baik itu yang masih WNI, atau sudah pindah menjadi warga negara asing dan juga keturunan-keturunannya.
"Diaspora itu rasa nasionalismenya tinggi. Kemanapun kita pergi, kita berusaha menampilkan identitas Indonesia. Baik itu dari pakaian, atau promosi makanan ke orang lokal. Jadi istilahnya ada Garuda di Dadaku," ujar Kartika.
Diaspora bahkan bisa disebut agen-agen diplomasi, karena mereka sebisa mungkin memperkenalkan identitas-identitas budaya Indonesia ke warga lokal, contohnya kesenian Reog dari Ponorogo.
Baca juga: Mitra Strategis Bangun IKN, Diaspora Kerap Terkendala Peraturan Saat Ingin Investasi di Indonesia
Deputy President Indonesian Diaspora Network (IDN), Sulistyawan Wibisono mengatakan pada bulan September nanti, IDN akan menerima bantuan peralatan bantuan Reog lengkap ke beberapa negara.
Beberapa diantaranya yang akan menerima bantuan tersebut diaspora di Kanada, Suriname dan Kaledonia Baru, dimana mereka punya Reog tapi sudah rusak.
Selain diberikan bantuan peralatan Reog, diaspora Indonesia juga akan diberikan pelatihan.
Otomatis Ponorogo, sebagai penyumbang peralatan tersebut akan mendapatkan promosi secara cuma-cuma, karena nama ponorogo akan terpatri diperalatan tersebut.
"Ini yang akan kita bantu dan akan kita latih diaspora Indonesia. Jadi diaspora itu, termasuk yang ada di Kanada akan memperkenalkan Reog," ujarnya.
Beberapa diaspora Indonesia juga menorehkan pencapaian gemilang di luar negeri.
Sulistyawan mengatakan, sebetulnya orang-orang Indonesia yang memiliki kiprah gemilang di luar negeri tidak harus kembali ke Indonesia untuk membangun Indonesia.
Salah satu sebabnya, terkadang negara tempat diaspora itu berada bisa memfasilitasi diaspora tersebut untuk lebih berkembang, yang belum tentu bisa di fasilitasi pemerintah Indonesia.
Salah satu diaspora yang sempat viral karena dipanggil oleh Presiden Jokowi adalah programer Indonesia, Ainun Najib.
"Beliau ikut melakukan sumbangsih kepada Indonesia secara nyata. Nggak harus secara fisiknya tinggal di Indonesia, ini ciri-ciri diaspora," ujarnya.
Selain itu, banyak diaspora Indonesia yang sebenarnya ingin berinvestasi di Indonesia, namun terkadang terkendala peraturan pemerintah terkait status kewarganegaraan asing sejumlah diaspora Indonesia.
Untuk itu pihaknya tengah berupaya bersama pemerintah agar nantinya diaspora Indonesia yang berkewarganegaraan asing tidak diperlakukan seperti warga asing saat akan berinvestasi di Indonesia.