Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Relatif Rendah, Menkes Sebut Indonesia Jauh Lebih Baik dari Negara Lain

Menkes menyebut fluktuasi kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain, kasus mulai landai

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Relatif Rendah, Menkes Sebut Indonesia Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan konferensi pers setelah rapat terbatas, Senin (9/5/2022). Senin (5/7/2022) Menkes menyebut fluktuasi kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain, kasus mulai landai 

Padahal di luar negeri, puncak kasus terjadi dalam 30 hari sampai 40 hari sejak pertama kali kasus ditemukan.

"Nah Indonesia ini sudah sekitar 30 hari, jadi kita mungkin masih ada waktu satu atau dua minggu kedepan."

"Kalau kita bandingkan dengan negara lain, seharusnya puncaknya sudah tercapai."

"Jadi biasanya itu puncak tercapai kalau dominasi satu varian itu sudah tinggi.

"Nah sekarang di Indonesia BA.4 dan BA.5 itu sudah lebih dari 80 persen dari pertama kali ditemukan, bahkan untuk di DKI Jakarta, sudah 100 persen (masyarakat itu terinveksi) varian BA.4 dan BA.5," jelas Menkes.

Jika melihat saat varian Delta mendominasi atau sudah hampir seratus persen dari populasi virusnya, itu mulai terjadi penurunan.

Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang hingga 1 Agustus 2022, Ini Sebaran Kasus Covid-19 per 4 Juli

Termasuk juga pada saat Omicron, apabila itu sudah hampir seratus persen dari yang kita temukan pertama kali, maka penurunan kasus mulai terjadi.

Berita Rekomendasi

"Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia," tegas Menkes Budi.

Lantas mengapa di Indonesia demikian?

Sebagaimana disampaikan Menkes Budi, jumlah kasus di Indonesia jauh lebih rendah, dibandingkan dengan puncak sebelumnya.

Yaitu hanya empat sampai lima persen.

Di negara-negara lain, itu puncak kasus dicapai dengan persentase 30 persen dari puncak sebelumnya.

Penyebabnya, lanjut Budi, survei terakhir dibulan Maret menunjukkan antibodi kita masih tinggi.

Bulan Desember menurut survei, antibodi masyarakat sekitar 400-500an itu sudah dimiliki oleh 88 persen populasi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas