Pegiat HAM Beberkan Tantangan yang Dihadapi Cak Imin Kalau Maju Capres 2024
Pegiat HAM dan Kebhinekaan Amirudin Al-Rahab menyatakan pentingnya para calon pemimpian memahami masalah aktual Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
Menurut Binny, yang dibutuhkan demokrasi kita adalah ruang publik yang sehat karena elit politik mau aktif melakukan literasi politik yang bhineka dan toleran.
“Kalau intoleransi dan sikap konflik buat saya itu lebih dampak disrupsi kemajuan teknologi informasi,” kata Binny.
Ia menilai Cak Imin sosok yang tidak punya dilema dan masalah terkait hal tersebut. Lebih diharapkan supaya berkontribusi pada terciptanya ruang publik yang sehat dan rasional.
“Kalau harapan, ya saya berharap Cak Imin memikirkan kemajuan teknologi informasi yang mampu mengatasi disrupsi teknologi atas proses demokrasi kita. Cak Imin bukan hanya sosok agamis, dia tokoh nasional yang terbuka pada tantangan kemajuan,” kata Binny Buckhori.
Senada dengan Binny Buckhori, aktivis dari Perekat Demokrasi Tenggerang (PDT) Choirul Huda menilai Cak Imin sosok yang merepresentasikan penuh sikap moderat khas NU (Nahdlatul Ulama).
“Kapasitasnya membangun hubungan lintas keyakinan dan menjaga kebhinekaan menjadi contoh bagi tigabelas juta lebih kader PKB dan pendukung loyalnya," tegas Huda.
Demokrasi ekonomi dibutuhkan di masa depan, elit politik harus punya komitmen dan keseriusan memastikan keadilan ekonomi khususnya di era kompetisi bebas.
Tanpa komitmen politik dan perlindungan negara, politik dinilai hanya urusan elit dan kekuasaan.
“Kalau masalah-masalah sosial ekonomi yang dititipkan para ahli dalam buku ini bisa dipikirkan dan komitmen Cak Imin nyata, saya kira beliau memang layak menjadi calon pemimpin Indonesia,” kata dia.