Kemnaker: Pendidikan Angkatan Kerja Indonesia Beragam, Tapi Tidak Tahu Kompetensi Keahliannya
Banyak angkatan kerja produktif dengan beragam latar belakang pendidikan, akan tapi banyak pula yang tidak mengetahui kompetensi keahlian yang dimilik
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak angkatan kerja produktif dengan beragam latar belakang pendidikan, akan tapi banyak pula yang tidak mengetahui kompetensi keahlian yang dimilikinya.
Hal tersebut membuat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terkadang kebingungan untuk mengetahui kompetensi keahlian angkatan kerja.
"Padahal bidang kita itu adalah kita ingin menawarkan keahlian-keahlian yang dimiliki SDM-SDM kita," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).
Kemnaker memiliki fungsi dan tugas untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul guna menyambut bonus demografi yang puncaknya terjadi pada 2030.
Tujuannya agar mempermudah perusahaan, kementerian, dan lembaga dalam mengakses layanan yang ada terkait ketenagakerjaan.
Baca juga: Tumbuhkan Ekonomi, Kemnaker Dorong Perusahaan Terapkan Hubungan Industrial Pancasila
Oleh karena itu, menurutnya penting agar menyiapkan SDM yang unggul, yang kompeten, sehingga mampu bersaing di dunia kerja.
Hal ini pula yang Anwar tegaskan saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pelatihan dan Vokasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemnaker, Selasa (12/7/2022) di Bandung, Jawa Barat.
"Kita harus menyiapkan sebaik-sebaiknya dengan menyiapkan SDM yang unggul, yang kompeten, sehingga mampu bersaing," kata Sekjen Anwar.
Anwar mengatakan, dalam menyiapkan SDM yang unggul, salah satu pendekatan yang ditekankan adalah melalui 9 Lompatan Besar Kemnaker.
Sembilan lompatan ini menjadi satu tarikan nafas mulai dari pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan kerja atau menjadi tenaga kerja mandiri.
"Itu adalah satu tarikan napas. Nah, mau gak mau agar tarikan nafasnya tidak terputus-putus maka kita harus memiliki sistem, maka kita kembangkan sistem aplikasi SIAPKerja," katanya.
Dengan adanya SIAPKerja ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat, perusahaan, kementerian, dan lembaga dalam mengakses layanan yang ada terkait ketenagakerjaan.
Sebab data yang tunggal yang bisa kita pertukarkan amat penting untuk mengetahui permasalahan ketenagakerjaan Indonesia secara riil.
"Jadi kita ingin betul-betul tahu masalah tentang ketenagakerjaan, kita tahu tantangan, maka yang paling penting adalah kita memiliki data yang tunggal yang bisa kita pertukarkan. Karena itu saya sangat berharap SIAPKerja ini akan menjadi sistem yang bisa kita gunakan bersama," ucapnya.
"Sehingga kalau tadi Pak Kadis mengatakan ada 50 penduduk kemudian angkatan kerjanya begitu besar, kita ingin melihat angkatan kerja tersebut kira-kira posturnya seperti apa. Karena selama ini kita tidak mempunyai informasi yang cukup," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.