Bawaslu Yakin Pemilih Ganda Jelang Pemilu 2024 Bisa Ditekan
Anggota Bawaslu menyatakan kini para penyelenggara pemilu harus menyisir data pemilih lewat data pemilih berkelanjutan (DPB).
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yakin insiden data ganda jelang pemilihan umum (pemilu) bisa ditekan semaksimal mungkin pada Pemilu 2024.
Disampaikan Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu, Lolly Suhenty pada Jumat (15/7/2022), kini para penyelenggara pemilu harus menyisir data pemilih lewat data pemilih berkelanjutan (DPB).
“Bisa jadi (insiden data pemilih ganda) semakin sedikit. DPB ini dilakukan per 3 bulan sekali oleh KPU. Ini jadi amanat undang-undang yang keren, kemajuannya untuk mencoba menghilangkan masalah DPT (daftar pemilih tetap),” ujar Lolly.
Sebelumnya, berdasarkan data dari KPU hasil pembaruan DPB sementara turun hingga 637.179 orang dibanding semester sebelumnya.
Lolly menjelaskan, hal ini disebabkan banyaknya temuan data ganda.
Pengawasan data ganda ini penting agar tidak ada seorang pun yang kehilangan hak pilih yang tidak semestinya.
DPB diperbarui di level kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Bawaslu akan bantu menyisir pembaruan-pembaruan data itu dan seringkali menemukan data pemilih ganda berdasarkan uji petik terhadap DPB.
Lolly mencontohkan beberapa kejadian di masyarakat yang berakibat pada munculnya data ganda.
“Bahkan misalnya di Jawa Barat, kami menemukan orang yang dinyatakan TMS (tidak memenuhi syarat, untuk memilih) karena meninggal dunia. Setelah dicek, hidup. Orangnya masih ada. Ini juga temuan dari Bawaslu,” jelasnya.
Dari penyisiran DPB, diharapkan jumlah pemilih ganda berhasil tersortir. Sehingga, pada tahap DPS (daftar pemilih sementara) dan DPT, penyisiran akan semakin terlokalisasi untuk mencegah data ganda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.