Koalisi Partai Lebih Awal Dinilai Jadi Kesempatan Rebut Suara Swing Voters
Wasisto Raharjo menyebut, deklarasi dini koalisi partai politik disusul penetapan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti politik Wasisto Raharjo menyebut, deklarasi dini koalisi partai politik disusul penetapan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) merupakan langkah tepat untuk menarik calon pemilih.
Wasisto menilai, keuntungan deklarasi diawal akan diperoleh partai politik dengan peluang meningkatnya elektabilitas.
Karena, secara tak langsung, pemilih yang belum menentukan pilihannya bisa terpengaruh gagasan awal dari parpol koalisi tersebut.
"Deklarasi dini koalisi dan capres dan cawapres untuk saat ini adalah upaya untuk menarik perhatian calon pemilih, terutama yang belum jelas pilihan politiknya. Bagi parpol menengah dalam prosentase kursi DPR, deklarasi itu perlu menaikkan elektabilitas partai," kata Wasisto Raharjo kepada wartawan, Senin (18/7/2022).
Wasisto mengatakan, pembentukan koalisi partai lebih awal sesuai dengan dinamika politik dan masyarakat yang berkembang saat ini. Dimana, dirinya memprediksi bentukan koalisi partai lebih awal dapat mengubah peta dukungan publik.
Namun ia menegaskan, bahwa koalisi harus dibentuk dari komposisi koalisinya. Yakni, perpaduan parpol yang memiliki warna poltiik sama.
"Kalaupun itu hanya diisi secara homogen yakni para parpol menengah dan satu warna politik, tentu tidak merubah dukungan publik. Akan beda cerita kalau komposisi koalisi plural (parpol besar dan menengah bersatu dan plural warna politiknya), dukungan juga akan berubah," ujarnya.
Saat disinggung soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Golkar, PPP dan PAN, apakah sudah baku dan ideal, ia menyebut, koalisi yang dibentuk ketiga partai tersebut sedang menuju ke arah sana.
"Saya pikir secara umum belum ada formasi koalisi yang ideal dalam politik Indonesia karena tidak ada formula yang baku. Namun demikian, KIB dan bentuk koalisi lainya yang hadir adalah upaya untuk menuju bentuk koalisi yang ideal sesuai dengan dinamika politik dan masyarakat yang berkembang saat ini," terangnya.
Baca juga: Politisi Golkar: Selama Tak Ada Syarat Khusus, KIB Terbuka untuk Partai Mana Saja
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bicara soal adanya partai lain yang disebut bakal bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan KIB selalu terbuka dengan partai lain yang memang ingin bergabung.
"Partainya apa, nanti pada saatnya kita sampaikan. Namun yang jelas kita sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik," kata Awiek, sapaan karibnya, Minggu (17/7/2022).
Legislator Komisi VI DPR RI itu menyarankan kepada partai yang akan bergabung untuk bergerak cepat.
"Kalau mau gabung, ayo lebih cepat, sehingga bisa koalisi sejak dini," ujar dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan sejauh ini KIB masih belum masuk ke tahap pasangan calon baik capres maupun cawapres.
"Masih lama. Masih cukup waktu. Ya tentu kita komunikasi dengan teman-teman itu bahwa KIB ini udah memenuhi syarat threshold untuk Pilpres," jelas Awiek.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa akan ada partai lain yang akan masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Baca juga: Partai Demokrat Tepis Isu AHY Minta Jadi Capres-Cawapres Syarat Koalisi
Ia bilang partai yang hendak bergabung itu masih dalam proses. “Sedang dalam proses," terang Airlangga.