FKP Khawatir PPP Tak Lolos Parlemen di 2024, Suharso Monoarfa Diminta Mundur
Para demontran membawa sejumlah spanduk dan menyerukam tuntutan mereka yakni meminta agar Suharso Monoarfa mudur dari jabatan sebagai Ketua Umum PPP
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan demonstran mendatangi kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2022).
Para demontran membawa sejumlah spanduk dan menyerukam tuntutan mereka yakni meminta agar Suharso Monoarfa mudur dari jabatan sebagai Ketua Umum PPP.
Front Kader Penyelamat Partai Persatuan Pembangunan (FKP PPP) Wahyudin menyebut, kegelisahan pihaknya muncul lantaran adantlya kekhawatiran kader-kader PPP di Indonesia.
Di mana, Suharso disebut kerap membuat aturan yang tidak tepat.
“Kami adalah kader militan PPP sejak masa orde baru hingga saat ini. PPP sebagai rumah besar Umat Islam Indonesia terus diperjuangkan agar terakomodirnya kepentingan Umat Islam dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Indonesia,” kata Wahyudin dalan keterangan yang diterima.
Wahyudin pun menyebut, bahwa selama ini tak muncul perjuangan dan nilai sejarah yang menjadi dasar pergerakan PPP dari sosok Suharso.
Baca juga: Survei Elektabilitas Poligov: Pemilih Muslim Lebih Banyak di Gerindra Dibanding PKS, PAN, PPP, PKB
"Dalam beberapa tahun belakangan nilai sejarah dan perjuangan para ulama, kader dan simpatisan PPP tidak lagi menjadi dasar pergerakan PPP,” tambah Wahyudin.
Ia juga mentoroti soal hasil Pemilu 2019 lalu. Dimana, Partai berlambang Ka'bah itu hampir tidak lolos dalam Parlementary Treshold (PT) atau ambang batas parlemen yakni 4 persen.
Maka, Wahyudin pun khawatir hal ini terulang pada Pemilu 2024 mendatang.
“PPP hari ini sangat terpuruk kondisinya. Tahun 2019 kami hampir tidak lolos Parlementary Treshold (PT) dan survey hari ini PPP hanya 1,7 persen elektabilitasnya. Kami takut PPP hilang di 2024,” ungkapnya.
Sebagai loyalis kader PPP, Wahyudin mengklaim dirinya digusur oleh Suharso dengan kebijakan yang memberatkan PPP.
Tak hanya itu, ia menyebut, bahwa selama ini Menteri BPN/Bappenas itu tak bisa mengendalikan PPP.
"Kami dan para kader serta senior PPP yang 2019 bersusah payah mempertahankan PPP agar lolos PT, namun hari ini kami digusur oleh kebijakan yang dibuatnya," ucapnya.
Wahyudin berharap persoalan ini bisa cepat diselesaikan untuk menyelamatkan organisasi PPP dari kehancuran.
"Biarkan kader, pengurus dan simpatisan bekerja merebut hati rakyat dan bersama membangun hingga 2024,” tutupnya.