Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dana ACT Diduga Kuat Mengalir ke Jaringan Terorisme di Turki dan India

Boy Rafli Amar menduga aliran dana lembaga filantropi ACT ke sejumlah negara jaringan terorisme di luar negeri adalah ke Turki dan India.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dana ACT Diduga Kuat Mengalir ke Jaringan Terorisme di Turki dan India
Tribunnews.con/Naufal Lanten
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menduga aliran dana lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengalir ke sejumlah negara jaringan terorisme di luar negeri, yaitu Turki dan India. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menduga aliran dana lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) ke sejumlah negara jaringan terorisme di luar negeri, yaitu Turki dan India.

Hal itu disampaikan Boy Rafli Amarselepas gelaran acara Gowes Kebangsaan Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ke-12 di Area Car Free Day PIK 2, Jakarta Utara, Minggu (24/7/2022).

"Sementara kan India dan Turki, sementara dua negara itu yang dicurigai ada pihak-pihak penerima," kata Boy Rafli Amar.

"Dan proses investigasi sedang berjalan," ujarnya.

Baca juga: Dalami Penyimpangan Donasi, Bareskrim Kembali Periksa Saksi Terkait Kasus ACT Hari Ini

Kendati demikian, Boy mengatakan pihaknya belum dapat memastikan jumlah rekening yang diduga menerima aliran dana tersebut.

Hanya saja, pihaknya melihat ada transaksi masuk dan keluar rekening yang dicurigai otoritas terkait.

Berita Rekomendasi

"Ada yang masuk itu menerima, yang keluar juga disumbang oleh pihak dari ACT," kata Boy.

Selain itu, aliran dana terkait terorisme itu juga diduga mengalir ke organisasi dan perorangan. Namun, Boy belum dapat merinci siapa sosok dan organisasi yang terlibat.

"Ada terkait organisasi dan perorangan, terkait seperti itu," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengungkapkan bahwa masih perlu melakukan penyelidikan terkait dugaan aliran dana lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) ke sejumlah negara jaringan terorisme di luar negeri.

Ia menambahkan, kerja sama internasional saat ini masih dilakukan, mengingat objek yang diduga menerima sumbangan dari ACT berada di luar negeri.

Baca juga: BNPT: Perlu Kerja Sama Internasional Usut Dugaan Aliran Dana ACT ke Jaringan Teroris Luar Negeri

Penyelidikan yang dilakukan dengan kerja sama internasional itu utamanya untuk menggali informasi terkait ada atau tidaknya warga negara asing seperti India dan Turki yang menerima aliran dana tersebut.

"Jadi masih memerlukan kerja sama internasional," ujar Boy.

Kendati demikian, BNPT belum bisa memastikan ke negara mana dugaan aliran dana ACT itu.

Sebab hingga saat ini, BNPT masih berupaya melakukan komunikasi dengan otoritas terkait.

"Jaringan sudah ada. Sekarang komunikasi sedang berjalan. Prinsip tentu secepat-cepatnya," ucap Boy Rafli.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyebutkan bahwa perlu adanya kerja sama internasional untuk mengusut dugaan aliran dana lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) ke sejumlah negara jaringan terorisme.

"Perlu ada beberapa kerja sama internasional yang harus dilakukan, terutama beberapa negara-negara yang diduga menerima aliran dana itu," kata Kepala BNPT Boy Rafli Amar selepas acara Presiden Lecturer, di Jakarta, Selasa (19/7/2022).

"Seperti mungkin yang arahnya ke India, ke Turki, ini perlu kerja sama internasional untuk melakukan verifikasi," ujarnya menambahkan.

Verifikasi tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mengungkap dugaan aliran dana tersebut.

Baca juga: Bareskrim Polri Ungkap 18 Saksi Sudah Diperiksa Terkait Kasus Penyelewengan Donasi Umat ACT

Untuk mewujudkannya, sambung Boy, perlu kerja sama dengan otoritas terkait yang dilakukan dalam konteks kerja sama internasional tersebut.

"Ini lah yang sedang kita jalankan. Jadi tentu kita akan sampaikan bersama sama hasilnya seperti apa, kepolisian, PPATK dan juga pihak dari BNPT," kata Boy Rafli.

Diketahui, Staf Ahli Bidang Pencegahan BNPT, Suaib Tahir menanggapi temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dugaan aliran dana dari Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kepada kelompok teroris Al Qaeda.

Suaib mengaku BNPT telah menerima laporan dari PPATK, tapi masih melakukan pendalaman terkait dugaan aliran dana ACT kepada kelompok teroris ini.

Pasalnya, menurut Suaib, semua informasi yang terkait dengan intelejen, sebelumnya harus dilakukan tahap pendalaman.

"Sudah diterima tetapi masih dalam status pendalaman. Jadi apapun informasi-informasi yang terkait dengan intelejen, itu kita harus melakukan pendalaman."

"Jadi untuk saat ini masih dalam tahap pendalaman sejauh mana gerakan-gerakan itu terlibat dengan terorisme," kata Suaib dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (7/7/2022).

Sebagai informasi, PPATK mengungkap dugaan penyaluran dana dari CT kepada kelompok teroris Al-Qaeda.

Aliran dana tersebut diketahui mengalir kepada anggota Al-Qaeda yang pernah ditangkap oleh kepolisian Turki.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala PPATK Ivan Yustiavanda.

"Beberapa nama yang PPATK kaji berdasarkan hasil koordinasi dan hasil kajian dari database yang PPATK miliki itu ada yang terkait dengan pihak yang masih diduga, patut diduga terindikasi pihak, yang bersangkutan pernah ditangkap, menjadi salah satu dari 19 orang yang ditangkap oleh kepolisian di Turki karena terkait dengan Al-Qaeda," kata Ivan Yustiavanda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas