Apakah Ibu Hamil dan Menyusui Bisa Tularkan Monkeypox pada Anak? Berikut Penjelasan Ahli
Penularan dari cacar monyet atau Monkeypox disebutkan lewat kontak fisik. Lantas bagaimana dengan ibu yang tengah hamil dan menyusui?
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penularan dari cacar monyet atau Monkeypox disebutkan lewat kontak fisik.
Bukan hanya melalui hubungan intim, tapi bisa juga dari cairan dari lesi atau sentuhan kulit ke kulit.
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah penularan dapat terjadi dari ibu pada anak? Misalnya ibu hamil pada sang jabang bayi. Atau ibu yang tengah menyusui?
Menurut pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan adanya penularan dari ibu menyusui yang terinfeksi Monkeypox, kemudian menularkan pada anaknya.
"Kecuali, si anak itu kontak dengan lesi dari ibu. Prinsipnya kontak skin to skin. Dan bisa juga kontak dengan secara tidak langsng dari kain untuk menyeka lesi atau luka ibu.
Itu yang akan menular pada orang yang memegangnya," kata Dicky pada Tribunnews, Senin (25/7/2022).
Baca juga: Laki-laki Penyuka Sesama Jenis dan Aktivitas Seksual Bebas Rentan Terpapar Monkeypox
Apa lagi jika tidak dibersihkan secara benar. Kemudian, sampai saat ini belum terbukti Monkeypox bisa menularkan dari ibu hamil, melalui plasenta. Sejauh ini tidak ada bukti.
Tapi bisa saja terinfeksi ketika bayi melewati jalan lahir dan ibu sedang terinfeksi Monkeypox. Bisa saja di jalan lahir terdapat lesi atau luka akibat Monkeypox. Cairan dari lesi tersebut jika terkena dapat menginfeksi bayi.
Namun ada kasus ibu yang hamil yang mengalami keguguran karena terinfeksi Monkeypox. Menurut Dicky hal ini harus menjadi perhatian bahwa ibu hamil berisiko saat terinfeksi Monkeypox.
"Makanya dalam salah satu statment WHO, ibu hamil yang terpapar harus di operasi caesar," kata Dicky menambahkan.
Dan terakhir, ia pun menekankan jika masker penting dan sangat bermamfaat. Lesi bisa hadir di rongga mulut. Dan ketika bersin atau batuk bisa menimbulkan droplet yang berpotensi menularkan.
Peran masker menjadi sangat penting, selain upaya karantina dan isolasi. Dicky pun menekankan pada testing dan treasing yang penting sekali dilakukan. (*)