Politikus Demokrat Andi Arief Kembalikan Uang Rp 50 Juta dari Bupati PPU ke KPK
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengembalikan uang senilai Rp50 juta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengembalikan uang senilai Rp50 juta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Duit itu diperoleh Andi Arief dari terdakwa Bupati nonaktif Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud.
"Benar, informasi yang kami terima, Andi Arief dalam kapasitasnya sebagai saksi dalam perkara terdakwa Abdul Gafur Masud dkk, telah menyerahkan uang yang diterimanya sebesar Rp50 juta melalui transfer bank ke rekening penerimaan bendahara KPK," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).
Kendati mengembalikan uang, dikatakan Ali, tim jaksa penuntut umum (JPU) tetap akan mengonfirmasi penerimaan uang Andi Arief kepada saksi lainnya di persidangan.
Baca juga: KPK Dalami Pengakuan Andi Arief Terima Uang Rp50 Juta dari Bupati Penajam Paser Utara
"Tim jaksa KPK tentu masih akan mengkofirmasi kepada saksi-saksi lain serta menganalisis mengenai penerimaan uang oleh saksi tersebut. Berikutnya tim JPU akan menuangkannya dalam analisa hukum surat tuntutan" kata dia.
Andi Arief sebelumnya mengaku menerima uang dari Abdul Gafur saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap dengan terdakwa Abdul Gafur pada Rabu (20/7/2022) pekan lalu.
Andi Arief beralasan uang itu diterimanya berkaitan dengan masalah Covid-19 yang tengah menginfeksi para kader Partai Demokrat.
Diketahui, yang berlangsung di
“Betul (diberikan uang oleh Abdul Gafur) pak,” ucap Andi Arief saat persidangan di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Samarinda, hari ini, Rabu (20/7/2022). Andi Arief dihadirkan secara daring dalam persidangan dimaksud.
Andi Arief menjelaskan, Abdul Gafur memberikan uang kepadanya pada Maret 2021.
Hanya saja, ia menekankan agar penerimaan uang tersebut bukan atas permintaannya dan perlu dilihat dari konteks waktunya.
“Itu covid melanda kader-kader Partai Demokrat banyak sekali waktu itu. Jadi Pak Gafur ini memberi kejutan ya dengan membantu,” jelasnya.
Andi Arief menegaskan, uang yang diberikan Abdul Gafur tidak ada kaitannya dengan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat di Kalimantan Timur.