Penggunaan Etis di Dunia Virtual Dianggap Penting dan Tidak Bisa Ditinggalkan
Koordinator masyarakat antifitnah Indonesia (Mafindo) Indria Trisni Puspita menilai penggunaan etika di dunia maya sangatlah penting.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator masyarakat antifitnah Indonesia (Mafindo) Indria Trisni Puspita menilai penggunaan etika di dunia maya sangatlah penting.
Indria menuturkan, promosi budaya yang dilakukan melalui media digital selain memberikan manfaat, juga menjadi ajang pembelajaran penggunaan sarana digital.
"Namun, mengingat pengguna internet itu berasal dari berbagai negara yang memiliki budaya, Bahasa, dan adat istiadat yang berbeda, penggunaan etika dunia maya tak boleh ditinggalkan," ujar Indria dalam keterangannya, Senin (25/7/2022).
Oleh karena itu, ucap Indria, promosi harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran serta diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi benar-benar dapat memberikan yang tinggi dalam upaya meningkatkan volume penjualan.
Baca juga: Kemenkominfo Minta Praja IPDN Sebarkan Pentingnya Literasi Digital ke Berbagai Daerah
Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali Ni Kadek Dwi Febriani mengatakan, berburu pengetahuan budaya lewat media sosial sangatlah tidak cukup.
Perlu ada pemahaman lebih lanjut melalui literatur bacaan dari buku-buku sejarah.
"Selain itu, diskusi tentang sejarah budaya Indonesia juga sangat membantu dalam memperkenalkan budaya Indonesia pada negara lain. Utamanya jika dilakukan dengan melibatkan negara lain," ujar Dwi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar seri Webinar Literasi digital #MakinCakapDIgital dengan tema "Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya".
Baca juga: Literasi Digital yang Baik Berguna untuk Lawan Penyebaran Kabar Bohong
Webinar ini bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kominfo dan Siber Kreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.
Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)