Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluhkan Pemerintah Tak Perhatikan Kesejahteraan, Driver Ojek Online Ini Lakukan Aksi Jahit Mulut

Bentuk protes terhadap pemerintah, seorang seorang sopir ojek online (ojol) melakukan aksi jahit mulut di kawasan Patung Kuda, Rabu (27/7/2022).

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Keluhkan Pemerintah Tak Perhatikan Kesejahteraan, Driver Ojek Online Ini Lakukan Aksi Jahit Mulut
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Welly, seorang sopir ojek online yang melakukan aksi jahit mulut sebagai bentuk protes. 

Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi jahit mulut dilakukan seorang pengemudi ojek online (ojol) di kawasan Patung Kuda, Rabu (27/7/2022).

Hal ini dalam bentuk protes terhadap pemerintah yang dirasa tak perhatikan kesejahteraan para sopir ojol.

Pria yang dijahit mulutnya ini bernama Welly, ia merupakan bagian dari Aliansi Barisan Ojol Merdeka (BOM) yang turut melakukan aksi demo.

Aksi ini mulanya hendak dilakukan di depan Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), namun akibat masalah perizinan, aksi pun berpindah di kawasan Patung Kuda.

Welly mengatakan, ia tidak takut merasa sakit atas aksi jahit mulut yang akan ia lakukan.

Sebab, menurutnya ketidaksejahteraan yang ia dapat dari pendapatan hasil kerja jadi sopir ojol jauh lebih sakit.

Berita Rekomendasi

"Sekarang kebutuhan mahal, dapur perlu diisi. Hasil yang didapat dari ojol jauh lebih sakit ketimbang mulut dijahit," ujar Willy.

Di lokasi, mobil ambulans sudah disediakan. Sebelum melakukan aksi, Willy mengoles-ngoleskan es batu di sekitar area mulutnya untuk meminimalisir rasa sakit.

Pihak kepolisian sempat mengajak Welly berbincang untuk mengurungkan aksi, tapi Welly tetap kekeuh dan akhirnya satu jarum dengan benang non medis meluncur menembus mulut area bibir Welly.

Aksi yang berlangsung ini merupakan tuntutan dari supir ojol dalam menuntut konsistensi Kemenhub dalam penerapan Peraturan Menteri Nomor 12 tahun 2019 dan Keputusan Menteri Nomor 548 tahun 2020.

Baca juga: Protes Kinerja Pemerintah, Ojol Lakukan Aksi Jahit Mulut di Kemenhub Hari Ini

Adapun hal tersebut mencakup evaluasi tarif ojek online di Indonesia, revisi perjanjian kemitraan yang dinilai sepihak, cabut/revisi UU Omnimbus Law Cipta Kerja, dan mengakui kesejahteraan ojek online Indonesia. 

Penanggung jawab aksi, Krisna, mengatakan awal tahun ini tepatnya pada 5 Januari 2022, sejumlah aliansi ojek online telah melakukan unjuk rasa serupa di depan kantor Kemenhub, dan dijanjikan akan segera direalisasikan segala tuntuan pihak ojol. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan.

"Kami sudah menghitung bersama dengan Kementerian Perhubungan perihal persentase kenaikan tersebut. Bahkan kami juga beberapa kali melayangkan surat. Kenyataannya sampai detik ini tidak ada realisasi konkret yang dilakukan pihak-pihak terkait," ujarnya.

"Kami anggap mereka lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai pembantu presiden, dalam hal mengimplementasikan amanah konstitusi Pasal 27 ayat (2) UUD 1945," tambah Krisna. 

Pihak Kemenhub Temui Massa Aksi

Pihak Kemenhub datang menemui massa demo.

Adapun yang datang adalah Staf Utama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kasubdit Angkutan Perkotaan Tonny Setiono. 

Dalam pertemuan secara langsung, pihak Kemenhub menjanjikan waktu paling lambat dua minggu untuk merealisasikan tuntutan para sopir ojol ini. 

Dijelaskan oleh Budi tentu banyak pertimbangan yang harus dilakukan untuk merealisasikan tuntutan, dalam hal ini kenaikan tarif ojol.

Aliansi Barisan Ojol Merdeka (BOM) menggelar aksi bertajuk Aksi Tanpa Kata, di kawasan Patung Kuda pada Rabu (27/7/2022). Dalam aksi seorang ojek online melakukan aksi jahit mulut sebagai bentuk protes.
Aliansi Barisan Ojol Merdeka (BOM) menggelar aksi bertajuk Aksi Tanpa Kata, di kawasan Patung Kuda pada Rabu (27/7/2022). Dalam aksi seorang ojek online melakukan aksi jahit mulut sebagai bentuk protes. (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

"Untuk kenaikan tidak serta merta langsung dari satu aspek kita melakukan pertimbangan kan. Kementerian Perhubungan sudah melakukan satu kajian kenaikan, supaya ini kan usaha ekosistem, bisa berlanjut," jelas Budi. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas