Sebut Terorisme Bukan Ajaran Agama, Kepala BNPT: Itu Amalan Orang Bersekutu dengan Setan
Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan tindakan intoleransi hingga terorisme bukan merupakan ajaran agama.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan tindakan intoleransi hingga terorisme bukan merupakan ajaran agama.
Hal itu disampaikannya dalam acara Rakornas dan Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022).
“Itu adalah amalan dari orang-orang yang bersekutu dengan setan tentunya. Yang tentunya anti terhadap kemanusiaan,” kaya Boy Rafli Amar.
Jenderal bintang tiga kepolisian ini lantas menyinggung soal peristiwa pengeboman di Bali pada dua dekade silam atau disebut Bom Bali.
Menurut dia, perisitiwa itu terjadi akibat adanya sejumlah anak bangsa yang melenceng dari ideologi berkebangsaan dan beragama.
Baca juga: BNPT Gelar Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional Dorong Peran Aktif Masyarakat Cegah Terorisme
“Itu adalah sebuah kondisi realita bahwa ada anak bangsa akhirnya bersekutu dengan idelogi kekerasan, ideologi terorisme yang masuk ke dalam sebuah sistem masyarakat. Yang lebih bahaya lagi apabila menggunakan narasi-narasi agama, dalil-dalil agama,” katanya.
“Jadi ini adalah sebuh pembajakan terhadap nilai-nilai agama yang tidak dibenarkan. Karena kita harus yakin bahwa agama adalah rahmat, agama adalah cinta dan kasih, agama adalah kedamaian, agama adalah kesalehan sosial,” lanjutnya.
Boy Rafli Amar menambahkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang 80 persennya memeluk agama Islam.
Menurut dia, paham intolerasi dan terorisme ini sangat rentan dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan agama.
Baca juga: BNPT Sebut Masih Perlu Penyelidikan terkait Dugaan Aliran Dana ACT ke Jaringan Teroris Luar Negeri
Untuk itu, sambung dia, BNPT terus mendorong kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat.
Contohnya ialah program moderasi beragama yang dilakukan dengan sejumlah pemuka agama, tokoh lintas agama hingga Kementerian Agama.
“Agar kita yakinkan bahwa bukan itu amalan daripada agama,” katanya.
“Dalam perjalanannya BNPT telah, terus melakukan upaya update riset-riset terhadap berbagai kekerasan yang ada di negara ini. Apapun kekerasan itu adalah musuh bersama,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyelenggarakan Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022).
Kesiapsiagaan nasional dianggap sebagai salah satu strategi pencegahan terorisme dengan mendorong kelompok dan organisasi masyarakat berperan aktif dalam pencegahan upaya terorisme.
Baca juga: BNPT Sebut Masih Perlu Penyelidikan terkait Dugaan Aliran Dana ACT ke Jaringan Teroris Luar Negeri
Selain mengikrarkan Deklarasi Kesiapsiagaan nasional, peserta yang terdiri atas Kaban Kesbangpol tingkat provinsi seluruh Indonesia, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dari 34 provinsi juga mengikuti dialog kebangsaan yang diisi oleh Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemdagri Bahtiar.
Turut hadir Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo, serta jajaran Forkopimda Provinsi DKI Jakarta.
Adapun kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan nasional dalam mengantisipasi tindak pidana terorisme melalui sistem deteksi dini ancaman terorisme berbasis komunitas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.