Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Sebut Bharada E Bukan Bela Diri Saat Tembak Brigadir J, Ahli Singgung Soal Serangan Terencana

Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel memberikan analisisnya terkait serangan terencana setelah Polri menetapkan Bharada E sebagai tersangka.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Polri Sebut Bharada E Bukan Bela Diri Saat Tembak Brigadir J, Ahli Singgung Soal Serangan Terencana
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E usai dimintai keterangan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). | Kini Polri telah resmi menetapkan Bharada E sebagai tersangka. Polri bahkan menyebut tembakan yang dilakukan Bharada E pada Brigadir J buka karena pembelaan diri. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN). 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel memberikan tanggapannya terkait penetapan Bharada E sebagai tersangka dalam kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dalam pernyataannya, Polri menyebut tembakan yang dilakukan Bharada E kepada Brigadir J di rumah Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo bukan merupakan upaya pembelaan diri.

Reza pun menjelaskan jika seseorang melakukan tembakan atas dasar pembelaan diri, maka indikasinya adalah pada saat kejadian orang tersebut dalam situasi hidup dan mati.

Namun jika Bharada E disebut Polri bukan membela diri, maka bagi pelaku situasi saat itu bukan situasi hidup dan mati.

"Bukan membela diri mengindikasikan bahwa situasi saat itu, bagi pelaku, bukanlah situasi hidup atau mati," kata Reza kepada Tribunnews.com, Kamis (4/8/2022).

Lebih lanjut Reza menuturkan, manusia memiliki systems thingking dalam proses berpikirnya atau cara memandang sesuatu secara keseluruhan serta bagian-bagiannya secara keseluruhan.

Baca juga: Komnas HAM Klaim Penetapan Tersangka Bharada E Sesuai dengan Temuannya: Dia Mengakui yang Menembak

Kemudian jika dalam situasi hidup atau mati seseorang akan bemenggunakan system thingking 1, yang sifatnya sangat cepat, spontan, sangat mendasar, bahkan instinktif (menurut insting).

BERITA REKOMENDASI

"Dalam situasi hidup atau mati, yang bekerja adalah system thinking 1. Sangat cepat, spontan, sangat mendasar bahkan instinktif: siapa mati duluan, ditembak atau menembak, mati atau hidup," terang Reza.

Namun menurut Reza, jika bukan membela diri, maka situasi seseorang tersebut bukan hidup atau mati.

Maka pikiran manusia yang mengalami aktivasi adalah system thingking 2, yakni rasional, berdasarkan data, sistematis, dan memakai kalkulasi.

Kemudian yang dikalkulasikan adalah target, insentif, sumber daya, dan risiko.

Baca juga: Fakta Baru tentang Sosok Bharada E: Bukan Sniper, Bukan Ajudan Ferdy Sambo tapi Hanya Sopir

Targetnya pasti ditentukan, diincar, bukan acak, bukan kebetulan, dan tahu akan diapakan.

Insentifnya yakni manfaat yang diraih lewat serangan terhadap target, lalu sumber dayanya adalah instrumen untuk menyerang target.

Sementara risikonya adalah kemungkinan buruk sekaligus antisipasinya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas