Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Kemungkinan Siswa Kembali PJJ Setelah Jalani PTM, Bagaimana Orangtua Beri Pemahaman pada Anak?

Metode pembelajaran yang perubahannya bersifat mendadak memang berisiko menimbulkan ketidaknyaman pada anak.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ada Kemungkinan Siswa Kembali PJJ Setelah Jalani PTM, Bagaimana Orangtua Beri Pemahaman pada Anak?
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
PTM 100 PERSEN - Pelajar SD Negeri Tanah Tinggi 1 Kota Tangerang, sangat antusias ketika mengikuti pelajaran yang disampaikan guru saat berlangsung pembelajaran tatap muka ( PTM) 100 persen, yang dimulai pada Senin (4/4/2022) ini. Pemkot Tangerang, kembali menggelar PTM 100 persen di tingkat PAUD, TK, SD dan SMP setelah melihat data angka kasus Covid -19 harian yang kian menurun dengan kondisi menuju endemi dengan tetap menerapkan prokes. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 masih terus berlangsung hingga saat ini.

Kondisi tersebut berpotensi membawa perubahan metode pembelajaran.

Misalnya, pembelajaran tatap muka (PTM) bisa berganti jadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Pakar Psikologi Anak Listiyo Andini menilai situasi demikian bisa memberikan dampak pada siswa.

Menurutnya, pembelajaran yang perubahannya bersifat mendadak memang berisiko menimbulkan ketidaknyaman.

"Ada risiko stimulasi tidak konsisten dan kurang teratur. Jika ini terjadi berulangkali atau berlangsung dalam jangka waktu lama bisa mempengaruhi perkembangan anak di area kognitif, emosi, dan sosial," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (5/8/2022).

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, peran orangtua dan sekolah sangat penting mempersiapkan anak yang mrenghadapi metode belajar betubah-ubah.

Andini pun memberikan beberapa tips bagi orangtua agar anak mengerti dengan situasi pembelajaran yang berubah-ubah. 

Baca juga: Analisa Psikolog Jika PTM Dihentikan, Bisa Pengaruhi Kognitif dan Emosi Anak

Pertama, upayakan tetap membuat jadwal kegiatan yang teratur dalam keseharian. Tujuannya membangun kebiasaan positif yang akan mempengaruhi proses belajar. Misalnya, kegiatan kemandirian dan kesehatan tubuh.

Kedua, berikan pemahaman kepada anak tentang adanya situasi belajar yang bisa berubah.

Ketiga, mendampingi anak saat belajar Stimulasi anak belajar dengan cara pengajaran yang fun dan membuat tertarik  

Keempat, perlu bimbingan dan pengawasan tentang penggunaan hp atau laptop dan internet sebagai media belajar. Misalnya mencari informasi tambahan selain dari buku, dengan adanya batasan waktu.

Kelima, berbicara tentang adanya kemungkinan perubahan situasi belajar dan alasanya dengan menggunakan kalimat yang jelas

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas