Latihan Garuda Shield 2022 di Baturaja, Anggota Komisi I DPR: Kenapa Tidak di Natuna?
Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon mengatakan Indonesia menerapkan politik bebas aktif, yang tidak terikat perjanjian dengan negara manapun.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 14 negara mengikuti Latihan Garuda Shield di Baturaja, Sumatra Selatan mulai Rabu (3/8/2022).
Yaitu, Indonesia, AS, Kanada, Perancis, India, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Papua Nugini, Timor-Leste, Inggris, Australia, Singapura, dan Jepang.
Secara keseluruhan ada 4.000 tentara dari negara-negara peserta. Namun, Latihan Garuda Shield tidak melibatkan Rusia dan China.
Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon mengatakan Indonesia menerapkan politik bebas aktif, yang tidak terikat perjanjian dengan negara manapun.
Menurut Effendi, latihan gabungan militer dengan Amerika Serikat pada Super Geruda Shiled bukan berarti Indonesia sebagai negara aliansi negeri paman sam tersebut.
Kendati demikian, Indonesia harus menjaga hubungan baik dengan Amerika, Rusia, China dan Asia.
“Kita bukan berarti tidak berhubungan baik dengan China dan Rusia. Kita bisa latihan bersama. Kita bukan aliansi Amerika. Hubungan dengan Amerika tidak patnership strategis,” katanya, dalam keterangannya pada Minggu (7/8/2022).
Selain itu, dia mempertanyakan terkait lokasi latihan militer gabungan tahunan Super Garuda Shield 2022.
Effendi menilai pegelaran Super Garuda Shield yang berlokasi di Baturaja, Sumatera Selatan, tidak tepat karena ancaman nyata berada di Natuna Utara.
“Tahun lalu saya dengar di Natuna Utara. Kenapa dipindah (lokasinya,-red). Tanya Panglima dan Menhan,” tanya Effendi.
Effendi menduga pemidahan lokasi latihan militer gabungan tahunan Super Garuda Shield dari Natuna Utara ke Baturaja, karena faktor lobi-lobi politik.
Padahal, kata dia, ancaman nyata terhadap Indonesia saat ini berada di Natuna Utara.
“Natuna Utara itu kan milik kita, iya dong,” tegas Effendi.
Baca juga: Panglima TNI Bantah Latihan Gabungan Super Garuda Shield 2022 Sinyal Peringatan kepada China
Lebih lanjut, Effendi menegaskan bahwa tidak ada suatu perkembangan dari pertahanan dan keamanan meski Indonesia rajin dan setiap tahun menggelar latihan gabungan bersama negara-negara lainnya.
“Evaluasinya ada. Tapi tidak ada (tindaklanjut) setelah evaluasi. Kan percuma. Pado wae,” tegas Effendi.
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini lantas menambahkan dirinya akan mempertanyakan soal pemindahan lokasi pegelaran Latihan Super Garuda Shield tersebut saat RDP dengan Menhan dan Panglima TNI di Komisi I DPR.
“Nanti kita tanyakan saat rapat (di DPR). Kenapa dipindah,” tambah Effendi.