Beda Pengakuan Bharada E Dulu dan Sekarang, Singgung soal Rekayasa Tembakan pada Brigadir J
Pengakuan Bharada E dulu dan sekarang terkait kasus penembakan Brigadir J sangat berbeda. Apa saja perbedaannya?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Faktanya, menurut pengakuan Bharada E baru-baru ini, proyektil yang ada di rumah dinas Irjen Dinas Sambo hanya rekayasa.
Baca juga: Tindak Lanjut Pengajuan Justice Collaborator Bharada E, LPSK akan ke Bareskrim Polri Besok
Menurut Burhanuddin, rekayasa itu dibuat untuk membuat alibi seakan terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J.
"Adapun proyektil atau apa yang di lokasi katanya alibi, jadi senjata almarhum yang tewas itu dipakai untuk tembak kiri kanan itu. Bukan saling baku tembak," ungkap Burhanuddin, dilansir Tribunnews.com.
2. Bukan membela diri
Sebelumnya, diberitakan Bharada E menembak Brigadir J untuk membela diri.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara pun beberapa waktu lalu memastikan tembakan yang dilepaskan Bharada E adalah bentuk reflek perlindungan karena Brigadir J menyerangnya lebih dulu.
"Ini kan karena situasinya cepat, ini lebih soal reflek dan lain sebagainya."
"Jadi ini kejadian yang cepat terus kemudian (Bharada E) hanya berpikir bagaimana merespons dari Brigadir Joshua," jelas Beka dalam tayangan KompasTV, Senin (28/7/2022), yang dikutip Tribunnews.com.
Tak hanya itu, Ahmad Taufan Damanik juga mengungkapkan Bharada E melepaskan dua tembakan dari jarak dekat untuk memastikan Brigadir J sudah berhasil dilumpuhkan.
"Dia datang ke jarak lebih dekat, kira-kira satu, dua meter, lalu menembak dua kali lagi untuk memastikan orang yang menyerang dia ini betul-betul bisa dilumpuhkan."
"Itu kesaksian dia sebagai terduga pelaku penembakan," terang Taufan dalam tayangan di YouTube metrotvnews.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Yakini Ada Tersangka Utama, Bukan Brigadir RR atau Bharada E, Ini Penjelasannya
Kendati demikian, pengakuan terbaru Bharada E mengatakan ia melepaskan tembakan kepada Brigadir J karena ada perintah.
"Bharada E dapat perintah menembak (Brigadir J,red)," kata Muhammad Burhanuddin, Senin, saat dikonfirmasi Tribunnews.com.
"Bharada E menembak karena perintah dan tekanan," tegasnya.