FAKTA Fahmi Alamsyah, Eks Staf Ahli Kapolri yang Diduga Bantu Ferdy Sambo Rekayasa Kasus Brigadir J
Fakta mengenai Fahmi Alamsyah, staf ahli Kapolri yang mundur dari jabatannya. Ia diduga membantu Ferdy Sambo merekayasa kasus kematian Brigadir J.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta mengenai Fahmi Alamsyah, sosok yang mundur dari jabatannya sebagai staf ahli Kapolri Komunikasi Publik.
Nama Fahmi Alamsyah disebut sebagai sosok yang diduga membantu Irjen Ferdy Sambo dalam kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Fahmi Alamsyah bahkan sempat berusaha meyakinkan para penasihat Kapolri lainnya, kematian Brigadir J merupakan kasus baku tembak.
Diketahui, mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir J di rumah dinasnya.
Sejumlah nama pun ikut terseret dalam kasus Ferdy Sambo, termasuk Fahmi Alamsyah yang disebut sebagai staf ahli Kapolri.
Hingga akhirnya, Fahmi Alamsyah mengundurkan diri sebelum pengumuman penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada Selasa (9/8/2022).
Baca juga: Staf Ahli Kapolri Fahmi Alamsyah Mundur dari Jabatannya Diduga Terkait Isu Kasus Brigadir J
Merangkum dari berbagai sumber, inilah fakta mengenai Fahmi Alamsyah, staf ahli Kapolri:
1. Profil Fahmi Alamsyah
Tak banyak informasi yang bisa didapat mengenai Fahmi Alamsyah.
Namun, dikutip dari kompas.tv, Fahmi Alamsyah menjadi Penasihat Ahli (PA) Kapolri sejak era Kapolri Jenderal (Purn) Idham Aziz yaitu pada Januari 2020.
Ia menjadi PA Kapolri bidang komunikasi publik.
Pelantikan Fahmi Alamsyah menjadi PA Kapolri tertuang dalam Keputusan Kapolri Nomor: Kep/117/I/2020 tentang Pengukuhan, Pemberhentian dari, dan Pengangkatan Salam Jabatan Penasihat Ahli Kapolri.
PA Kapolri bidang Keamanan dan Politik, Muradi menjelaskan, PA Kapolri berbeda dengan staf khusus di kementerian dan staf khusus Panglima TNI.
PA Kapolri, lanjut Muradi, tidak bersifat reguler berkantor di Mabes Polri.
Namun mereka tetap memberi masukan kepada Kapolri maupun Wakapolri di bidang masing-masing dalam pertemuan reguler setiap bulan.
Selain itu, Fahmi Alamsyah juga memiliki akun Twitter dengan akun @fahmisonic dan kerap menuliskan cuitan di Twitter.
Baca juga: Fahmi Alamsyah Sempat Yakin Para Penasihat Kapolri Bahwa Kematian Brigadir J Karena Baku Tembak
2. Fahmi Alamsyah Disebut Sahabat Dekat Ferdy Sambo
Dikutip dari Tribunnews.com, Fahmi Alamsyah disebut-sebut terlibat dalam merekayasa dan membantu Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Fahmi Alamsyah juga disebut sebagai sahabat dekat Ferdy Sambo.
Terkait itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyebut pihaknya masih melakukan pendalaman soal dugaan itu.
"Jadi kami sedang melakukan pendalaman, tim sedang bekerja, apabila kita temukan, kita proses," kata Listyo dalam konferensi pers di Bareskrim Polri Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2022) malam.
3. Keterlibatan Fahmi Alamsyah Sempat Dikira Hoax
Dugaan keterlibatan Fahmi Alamsyah dalam kasus Ferdy Sambo sempat dikira hoax oleh para penasihat ahli Kapolri lainnya.
Bahkan mereka sempat memberikan saran agar Fahmi Alamsyah memberikan hak jawab atas pemberitaan yang beredar di media sosial.
Hal itu bertujuan untuk membantah semua tudingan tersebut.
"Kami awalnya menduga itu hoaks," kata penasihat ahli Kapolri Bidang Hukum, Chairul Huda dikutip dari Tribunnews.com.
"Makanya ketua penasihat ahli Kapolri menyarankan Pak Fahmi menggunakan hak jawab atas pencantuman dan jabatan beliau terkait dengan skenario maupun kronologis tembak-menembak di rumah dinas Pak Ferdy Sambo," sambungnya.
Chairul Huda menuturkan, kecurigaan para penasihat ahli Kapolri mulai muncul setelah saran tersebut tidak digubris oleh Fahmi Alamsyah.
Akhirnya, Fahmi Alamsyah pun mengaku mengetahui kronologis penembakan Brigadir J tak lama sesudah kejadian atau pada Jumat 8 Juli 2022 malam.
"Beliau tidak merespons sampai informasinya kemudian makin banyak tentang hal itu."
"Nah barulah setelah berkali-kali ditanyakan, beliau memberikan penjelasan bahwa benar beliau mengetahui informasi itu sejak Jumat malam."
"Beliau kemudian diminta untuk menyusun draf pers rilis dan seterusnya," ungkap Chairul Huda.
Dijelaskan Chairul Huda, Fahmi Alamsyah mengaku mendapatkan kronologis penembakan terhadap Brigadir J dari Irjen Ferdy Sambo.
Ia mengaku tidak mengetahui peristiwa tersebut yang sebenarnya.
"Beliau merespons lagi yang intinya, apa yang disampaikan itu kurang lebih sama dengan apa yang dijelaskan Pak Sambo kepada dia," jelasnya.
4. Fahmi Alamsyah Sempat Yakinkan Para Staf Ahli Kapolri Lainnya
Chairul Huda juga mengatakan, Fahmi Alamsyah sempat berusaha meyakinkan para penasihat Kapolri lainnya, kematian Brigadir J merupakan kasus baku tembak.
"Beliau menyampaikan sejumlah informasi yang boleh jadi menggiring kita untuk memahami kasus kita seperti yang dia tulis dalam draf rilis itu."
"Nah itulah yang tidak etisnya ituloh," kata Chairul.
Chairul menjelaskan, Fahmi Alamsyah selalu mengirimkan cuplikan analisis hingga link pemberitaan kepada para penasihat ahli Kapolri.
Isinya, gambaran yang memperkuat bahwa kasus kematian Brigadir J merupakan kasus baku tembak.
"Dia menyampaikan sejumlah informasi yang memperkuat cerita tentang kejadian tersebut seperti apa yang tergambar dari kronologis itu. Bisa link berita maupun cuplikan analisis segala macam kan gitu," jelasnya.
Padahal, kata Chairul, saat itu para penasihat Kapolri masih belum mengetahui, ternyata Fahmi Alamsyah dekat dengan Irjen Ferdy Sambo.
Selain itu, mereka juga tidak tahu, ternyata Fahmi sempat diceritakan kronologis kasus Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.
"Dia kan di situ harusnya dari awal mengatakan bahwa 'Saya seharusnya tidak ikut dalam diskusi ini, tidak ikut memberikan masukan, karena saya orang yang terlibat dari awal mengetahui hal ini' mestinya kan begitu."
"Nah kalau dia terlibat dari awal, jangan dong ikut-ikut kita yang sedang berpikir keras bagaimana Kapolri menyikapi mengenai kasus tersebut dengan posisi kepentingan dia, kan," ujarnya.
5. Tindakan Fahmi Alamsyah Tak Ada Hubungan dengan Kapolri
Masih kata Chairul Huda, tindakan Fahmi Alamsyah yang diduga membantu Irjen Ferdy Sambo tidak ada hubungannya dengan jabatannya sebagai penasihat Ahli Kapolri.
"Saudara Fahmi Alamsyah itu benar penasihat Ahli Kapolri, tapi ketika dia membantu suatu hal atau hal lain kepada Pak Sambo itu bukan kedudukan dia sebagai penasihat Ahli Kapolri."
"Jadi tidak ada hubungannya dengan institusi penasihat ahli Kapolri atau kelompok orang yang menjadi penasihat ahli Kapolri," kata Chairul.
6. Fahmi Alamsyah Mundur dari Jabatan Staf Ahli
Setelah kabar mengenai dugaan keterlibatan dalam kasus Ferdy Sambo mencuat, Fahmi Alamysah diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai staf ahli Kapolri.
Fahmi Alamysah diminta untuk mundur berdasarkan desakan para penasihat ahli Kapolri lainnya.
"Jadi bukan direkomendasikan, tapi didesak untuk mundur. Bahkan diultimatum sebelum Kapolri mengadakan pers rilis tentang pengumuman tersangka berikutnya dari kasus penembakan tersebut," kata Chairul Huda.
Chairul Huda menuturkan, tindakan yang dilakukan oleh Fahmi Alamsyah melanggar moralitas dan etika sebagai penasihat ahli Kapolri.
Desakan agar mundur akhirnya disanggupi Fahmi Fahmi Alamsyah sebagaimana disampaikan Koordinator Staf Ahli (Korsahli) Kapolri, Irjen Pol Eko Indra Heri melalui Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Irjen Pol Eko Indra Heri mengatakan, Fahmi Alamsyah sudah mengundurkan diri dari jabatan penasihat Kapolri.
"Sudah dapat info dari Korsahli betul, yang bersangkutan sudah tidak di jabatan tersebut," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Rabu (10/8/2022).
Meski begitu, Dedi tidak merinci soal waktu dan alasan mengapa Fahmi Alamsyah mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.
Dari informasi yang diterima, Informasi yang beredar surat pengunduran diri dilayangkan pada Selasa (9/8/2022).
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Igman Ibrahim)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.