Pakar Komunikasi Publik: Gunakan Fitur Proteksi Demi Hindari Serangan Siber
Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Provinsi Bali Bidang Komunikasi Publik, Ni Nyoman Pudak Sari mengimbau kepada pengguna internet.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Relawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Provinsi Bali Bidang Komunikasi Publik, Ni Nyoman Pudak Sari mengimbau kepada pengguna internet untuk bisa mengoptimalkan perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber.
Ni Nyoman mengatakan, masyarakat dapat mencapai kecakapan digital jika paham akan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.
"Setiap kita diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber," ujar Ni Nyoman saat diskusi "Waspada Rekam Jejak Digital", Jumat (12/8/2022).
Ia menambahkan, kecakapan dalam mesin pencarian informasi ditandai dengan kemampuan mengetahui dan memahami cara mengakses macam-macam mesin pencarian informasi yang tersedia.
Pengguna internet diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama dan dengan mengenal ekosistem transaksi daring, seperti dompet digital, lokapasar, dan ransaksi digital,dengan lebih baik.
"Kita bisa terhindar dari kegiatan terkait yang merugikan," imbuh Ni Nyoman.
Anggota RTIK Provinsi Bali Romiza Zildjian menyampaikan, rekam Jejak sulit dihilangkan, sehingga pengguna internet harus bijak dengan jejak digital yang ditinggalkan.
Rekam jejak digital yang biasanya ditinggalkan meliputi: pencarian web, pesan teks, foto-video, interaksi sosmed, persetujuan akses dan juga lokasi.
"Kita harus jaga privasi, jaga perangkat, serta jaga sikap untuk melindungi rekam jejak digital kita," imbuh Romiza.
Baca juga: Komnas HAM Mulai Analisis Semua Bahan dari Tim Siber Polisi Terkait Tewasnya Brigadir J
Kepala Sekolah SMAN Pariwisata Saraswati I Gusti Made Suberata mengimbau untuk menghindari penyebaran data-data penting, seperti alamat rumah, rekening ATM, atau nomor handphone di internet.
"Gunakan layanan pelindung data pada device kesayanganmu dan cari namamu sendiri di Google dan hapus semua informasi sensitif yang kamu temukan," tutur I Gusti Made. (*/)