Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imbauan Jokowi Agar Tidak Ada Politik Identitas Saat Pemilu 2024 Diapresiasi

Emrus Sihombing mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang mengimbau agar tidak ada lagi politik identitas pada pemilihan umum 2024. 

Editor: Wahyu Aji
zoom-in Imbauan Jokowi Agar Tidak Ada Politik Identitas Saat Pemilu 2024 Diapresiasi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo bersiap menyampaikan pidato pengantar RUU APBN Tahun Anggaran 2023 beserta nota keuangannya pada pembukaan masa persidangan I DPR tahun 2022-2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2022). Pemerintah menargetkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN sebesar 2,85 persen pada 2023. Terdapat kewajiban defisit di bawah 3 persen pada tahun depan sesuai arah konsolidasi fiskal. Hal tersebut tercantum dalam Buku Nota Keuangan beserta Rancangan APBN (RAPBN) Tahun Anggaran 2023. Buku tersebut memuat berbagai asumsi makro dari pelaksanaan anggaran pada tahun depan, yang penyusunannya berlangsung pada tahun ini. Pemerintah mengasumsikan pendapatan negara pada level Rp 2.443,6 triliun dan belanja Rp 3.041,7 triliun. Artinya, rencana defisit anggaran pada 2023 adalah Rp 598,2 triliun atau setara dengan 2,85 persen dari produk domestik bruto (PDB). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Emrus Sihombing mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengimbau agar tidak ada lagi politik identitas pada pemilihan umum 2024. 

Menurut Emrus, semua tokoh politik, terutama yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024 nanti, seharusnya punya komitmen yang sama dengan Jokowi. 

"Publik harus meminta ke kandidat agar menyatakan mengharamkan politik identitas yang sempit," kata Emrus saat dihubungi wartawan, Selasa (16/8/2022).

Emrus mengatakan, politik identitas disampaikan oleh kelompok tertentu untuk merugikan calon tertentu dan menguntungkan calon tertentu. 

Padahal, dampak dari politik identitas bisa memicu konflik horizontal. 

"Kalau itu terjadi, akan sulit diredam. Negara ini berasaskan Pancalisa. Kita tumbuh karena kebersamaan. Setiap manusia berbeda antara satu dan lainnya. Dan perbedaan itu harus dihargai," tegas Emrus.

Berita Rekomendasi

Emrus mengatakan, pesan Jokowi agar tidak ada politik identitas pada Pemilu 2024 sangat positif.

Sebagai Presiden, ia punya kekuatan dalam menyampaikan pesan sehingga diikuti tokoh politik lainnya. 

"Apa yang Presiden katakan harus ditaati. Kalau ada kandidat yang masih menggunakan politik identitas, publik harus menolak. Publik jangan memilih kandidat yang diuntungkan politik identitas," kata Emrus.

Di sisi penyelenggara Pemilu, Emrus menilai KPU dan Bawaslu juga harus lebih aktif mencegah politik identitas.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Tidak Ada Politik Identitas dan Politisasi Agama di Pemilu 2024

KPU bisa membuat aturan yang lebih tegas. Sedangkan Bawaslu bisa memberikan sanksi, mulai dari teguran bahkan sampai diskualifikasi dari pencalonan.

"KPU harus berani merumuskan aturan yang melarang politik identitas. Yang menegakkan aturan Bawaslu," ujar Emrus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas