Dialog B20-G20 Tekankan Kolaborasi untuk Praktik Bisnis yang Berintegritas
Saat ini investor global menginvestasikan dana pada sektor bisnis yang peduli pada aspek keberlanjutan dan mempunyai dampak langsung pada lingkungan.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dialog B20-G20 antara para menteri negara-negara G20 dan pemangku kebijakan yang membahas rekomendasi kebijakan dari Integrity and Compliance Task Force (I&C TF) telah sukses diselenggarakan.
Haryanto T Budiman, Chair of I&C TF mengatakan saat ini Indonesia masih menghadapi masalah yang berkaitan dengan integritas seperti perdagangan gelap, pelanggaran HAM, penipuan pajak, korupsi, pencucian uang hingga pendanaan teroris masih menjadi persoalan global bersama.
“Terkait hal itu, saat ini investor global menginvestasikan dana pada sektor bisnis yang peduli pada aspek keberlanjutan dan mempunyai dampak langsung pada lingkungan, sosial dan tata kelola yang bersih. Artinya, badan usaha tidak hanya bicara soal keuntungan atau profit, tapi juga pemenuhan etika sosial,” ujarnya, Kamis (18/8/2022).
I&C TF telah merumuskan empat rekomendasi. Pertama, mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG).
Kedua, mendorong aksi kolektif untuk mengurangi risiko integritas. Ketiga, menumbuhkan tindakan perlawanan yang tangkas untuk memerangi risiko pencucian uang/pendanaan teroris dan keempat, memperkuat tata kelola untuk mengurangi risiko kejahatan siber yang semakin meningkat.
Baca juga: B20 Indonesia Antisipasi Disrupsi Pandemi Covid-19 Ke Sektor Pendidikan Dan Ketenagakerjaan
“I&C TF menekankan pada rekomendasi kebijakan integritas anti-korupsi, anti-pencucian uang, anti-terorisme dan pelayanan pemerintahan serta bisnis yang berintegritas terutama di era digital yang harus melindungi hak-hak privasi dari kejahatan siber,” ujarnya.
Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam sambutannya mengatakan forum ini merupakan sarana mengomunikasikan kembali rekomendasi kebijakan yang sudah dirumuskan B20 I&C TF untuk dibawa ke KTT G20.
Shinta menambahkan, fokus pada profit kinik tidak lagi bisa menjadi satu-satunya ukuran bagi kesuksesan praktik bisnis. Dunia sepakat, entitas bisnis harus mengadopsi prinsip ESG dengan baik demi keberlanjutan usaha di masa depan.
B20 Indonesia berkomitmen mendorong pelaku bisnis tanah air dan global agar mengembangkan dan mengadopsi praktik-praktik bisnis dan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan berintegritas.
Shinta menjelaskan, ada empat bidang fokus utama I&C TF untuk menggemakan pesan-pesan utama yang serupa dengan task force lainnyamengenai literasi keamanan siber dan penerapan ESG.
Shinta juga menegaskan, rekomendasi kebijakan dari I&C TF akan mendorong realisasi legacy B20 Indonesia.
Dalam percepatan transisi hijau, B20 menjalankan dua legacy yakni Carbon Center of Excellence yang akan membantu bisnis memahami dan menavigasi topik perdagangan
karbon melalui pusat pengetahuan dan pusat berbagi praktik.
Sementara Global Blended Finance Alliance akan membantu menghubungkan pemilik proyek hijau dengan calon investor untuk membantu pendanaan proyek.