Pemerintah Siap Gelar Vaksinasi Lanjutan di Akhir 2022, Antisipasi Varian Baru Masuk Indonesia
Pemerintah berencana lakukan vaksinasi lanjutan di akhir tahun 2022 kepada lansia, orang berkomorbid dan orang yang imunitasnya turun.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan program vaksinasi lanjutan di akhir tahun 2022 ini.
Vaksinasi ini nantinya akan menyasar para masyarakat yang masuk dalam kategori rentan.
Seperti masyarakat lansia, orang yang berkomorbid dan orang yang imunitasnya sudah menurun akibat efikasi vaksin menurun.
"Arahan Presiden, rencananya akhir tahun kita akan melakukan vaksinasi, terutama bagi masyarakat yang imunitasnya rendah."
"(Ini dilakukan) agar bisa meningkatkan imunitas masyarakat tersebut."
"Dan untuk siap-siap jika ada varian baru lagi yang masuk ke Indonesia," kata Menkes Budi dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa (23/8/2022).
Baca juga: Beda Isolasi Cacar Monyet dan Covid-19, Pasien Monkeypox Tak Hanya Wajib Pakai Masker
Sehingga, apabila ada varian baru lagi yang masuk ke Indonesia, kesehatan dan daya tahan tubuh masyarakat telah siap.
"Nah sekarang ujiannya enam bulan lagi, sekitar bulan Februari sampai Maret 2023."
"Kalau kita bisa melampaui itu, maka Indonesia menjadi negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut."
"Caranya, kita harus menjaga imunitas masyarakat setinggi. Tantangannya kita vaksinasinya runtut dan tidak ada infeksi (yang terjadi akibat virus varian baru)," lanjut Menkes Budi.
Sehingga jika ada varian baru lagi, peningkatan kasus masih bisa bisa ditekan.
"Kalau ada varian baru di bulan Februari sampai Maret 2023, (sementara) imunitas masyarakat masih (bertahan) tinggi, maka kasusnya tidak meningkat," sambung Menkes Budi.
Baca juga: Menkes Minta Masyarakat Tidak Panik, Penularan Monkeypox Lebih Sulit dari Covid-19
Langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi lebih dini.
"(Karena jika) kasus konfirmasi harian setinggi ini (di luar negeri), pasti akan mengakibatkan timbulnya varian dan mutasi baru virus ini."
"Jadi kita (masyarakat) Indonesia harus siap, kita sudah melihat adanya sub varian baru di Amerika dan di Eropa karena adanya kasus konfirmasi yang sangat tinggi," jelas Menkes Budi.
Kendati demikian, saat ini masyarakat Indonesia memiliki antibodi yang masih tergolong tinggi.
"Indonesia itu (kasus konfirmasinya) rendah sekali, kita lihat bila dibandingkan Desember 2021 sebanyak 88 persen dari masyarakat yang (telah) memiliki antibodi, sekarang naik ke 98,5 persen."
Baca juga: BPOM Beri Izin Penggunaan Darurat Pengobatan Oral COVID-19 Pfizer di Indonesia
"Dengan ini, populasi di Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya."
"Itu sebabnya kasus BA.4.BA.5 yang di Jepang, Eropa dan di Amerika tinggi, tapi di Indonesia tidak."
"Ini karena vaksinasi Indonesia tinggi dan sudah banyak yang terinfeksi."
"Saat ini Indonesia dan beberapa negara lain, yang hanya sedikit jumlahnya, itu berhasil melewati gelombang BA.4.BA.5 dengan sangat baik," terang Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)