Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Seorang Anak Dampingi Ayahnya Berobat Jantung, Bersyukur Ada JKN, Beban Lebih Ringan

Saat ini banyak orang yang terkena penyakit yang berkaitan dengan jantung. Biaya pengobatannya juga besar.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
zoom-in Cerita Seorang Anak Dampingi Ayahnya Berobat Jantung, Bersyukur Ada JKN, Beban Lebih Ringan
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
ilustrasi kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) BPJS Kesehatan. 

Jika ia tidak menggunakan JKN, maka ada biaya besar yang harus dikeluarkan untuk menebus obat.

"Karena mendapatkan tugas untuk mengambil obat untuk ayah, (harga obat) sekali tebus yang aku ingat dalam lembaran kwitansinya rata-rata di atas 1 juta (rupiah). Entah berapa kali aku harus mengambil obat saat itu," papar Rina.

Selain itu, ada perkara lainnya yang turut membutuhkan biaya tidak sedikit, yakni perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Tentunya dengan kondisi sang ayah yang mengalami gagal jantung serta dirawat intensif selama 1 bulan di rumah sakit, ada nominal yang besar dalam tagihannya.

"Selama 1 bulan itu, ayah juga memerlukan perawatan di ruang ICU yang harga satu malamnya sekitar 1,5 juta. Bisa dibayangkan berapa tagihan yang harus kami bayarkan jika melihat kondisi di atas," tutur Rina.

Namun karena telah menjadi peserta BPJS Kesehatan, maka dirinya tidak perlu merasa khawatir lantaran tagihan tersebut sebagian besar telah tercover.

"Alhamdulillah, di hari terakhir ayahku dirawat, tagihan kepada ibuku yang harus dibayarkan tidak sampai 1 juta," tegas Rina.

Berita Rekomendasi

Rina memahami bahwa penyakit yang diderita sang ayah merupakan tipikal penyakit yang membuat penderitanya harus rutin melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.

Saat menjalani rawat jalan inilah, BPJS Kesehatan kembali meringankan beban keluarganya.

"Karena pasien gagal jantung harus sering kontrol berobat, ayah setiap bulan pergi ke RS yang sama. Dan tentu dengan BPJS, harga yang dibayar jauh lebih ringan. Setiap kontrol dengan spesialis Jantung dan obat-obatan rutinnya hanya menghabiskan sekitar 250 ribu," tegas Rina.

Sejak divonis menderita gagal jantung pada 2014 hingga akhirnya meninggal pada April 2022, sang ayah harus menjalani setidaknya 2 kali perawatan intensif di rumah sakit.

Meskipun sedih harus kehilangan sang ayah setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakitnya, Rina tetap bersyukur memiliki pengalaman terbaik bersama BPJS Kesehatan.


"Ayah mengalami penyakit gagal jantung 2014 sampai April 2022 meninggal dunia. Setiap tahun setidaknya 2 kali ayah masuk RS dengan waktu perawatan sekitar 1 minggu. Ayah juga harus kontrol setiap bulan 1 kali ke Dokter Spesialis Jantung. Semua perawatan dan pengobatan, alhamdulillah dicover BPJS," tegas Rina.

Wanita yang kini telah menetap di Jakarta itu pun menjelaskan alasan mengapa dirinya mau menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas