Komjen Boy Rafli Ajak Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Paham Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar melaksanakan nonton bersama film Sayap-Sayap Patah
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar memberikan tanggapan dan kesan usai melaksanakan nonton bersama film Sayap-Sayap Patah di Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu (27/8/2022) malam.
Menurutnya, film yang yang diperankan antara lain oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum itu sangat mengharukan.
Penonton bisa menyaksikan bagaimana perjuangan aparat kepolisian dalam menangani tersangka kasus terorisme.
"Ceritanya mengharukan, bagaimana pengorbanan dari petugas kita dalam melakukan penanganan para tersangka kasus terorisme. Dari peristiwa itu banyak juga pelajaran yang dapat kita semua ambil," ujar Boy.
Baginya, karya itu banyak menyajikan hal-hal yang mendidik, bahwa pelaku terorisme itu menghalalkan kekerasan-kekerasan yang tentunya sangat membahayakan kehidupan masyarakat kita.
"Bagi kita sebagai aparat agar senantiasa perlu meningkatkan terus kesiapsiagaan dalam rangka meningkatkan kondisi-kondisi yang sebagaimana digambarkan dalam film tersebut," ucapnya.
Ia juga berpesan bagai masyarakat terutama generasi muda agar bersama-sama menghadapi ancaman bahaya terorisme yang menghalalkan kekerasan ekstrim.
Ia menyampaikan bahwa semua elemen masyarakat senantiasa mengantisipasi dan mewaspadai jangan sampai ketentraman di dalam masyarakat bisa mengkhawatirkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Senantiasa kita terus meningkatkan kewaspadaan kita, senantiasa juga kita terus melakukan langkah-langkah pencegahan jangan sampai paham terorisme berada dalam lingkup keluarga kita, tetangga-tetangga kita dan masyarakat kita yang harus kita jaga bersama," tegas jenderal polisi bintang tiga itu.
"Untuk itu kita perlu meningkatkan kewaspadaan kita bersama dari ancaman paham terorisme yang jauh dari jati diri bangsa kita. Bangsa yang mengendepankan semangat persatuan, bangsa yang cinta damai dan bangsa yang penuh dengan semangat toleransi," pungkasnya dalam acara Nobar bersama Pengurus Wilayah GP Ansor DKI Jakarta dan beberapa komponen masyarakat.
Baca juga: BNPT Dan FKPT DKI Jakarta Berkolaborasi Dengan Dinas Pendidikan Jakarta Cegah Radikalisme Di Sekolah
Sementara itu, praktisi hukum yang tergabung dalam Forum Advokat Peduli Pancasila Tito Pandjaitan mengapresiasi BNPT yang mengadakan acada nonton bareng film Sayap Sayap Patah tersebut.
"Saya mengapresiasi BNPT yang mengajak nonton bersama. Bagi saya bahkan jangan hanya BNPT saja, tapi wajib bagi setiap lembaga atau institusi pemerintahan untuk nonton film ini agar terbangun rasa nasionalisme dan rasa kepercayaan untuk menjaga marwah Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Tito.
"Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan dari BNPT untuk nonton bareng dengan Pak Boy Rafli Amar. Dan diharapkan semua institusi negara diwajibkan nonton bareng di bioskop mumpung masih tayang," lanjutnya.
Ia menyatakan juga bahwa dari film itu penonton tergugah karena ternyata menjadi seorang abdi negara dalam hal ini polisi mempunyai beban berat.
Di satu pihak harus berjuang untuk menjaga keamanan yang merupakan tugasnya sebagai kesatuan, tapi di lain pihak juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga.
"Itu sedih sekali, itu menjadi dilema ketika ia harus memilih antara menyelamatkan keluarganya atau menjalankan tugasnya sebagai polisi dalam hal ini dia Densus 88, tapi tadi di ending kita melihat ternyata dia menjadi martir buat pekerjaannya," tandasnya.
Kemudian, Habib Salim Jindan yang juga mengikuti nobar film itu menyampaikan pesan agar para mubaligh ikut berpartisipasi dalam mencegah menyebarnya paham terorisme.
Baca juga: BNPT dan MAKN Dorong Penguatan Transformasi Nilai Adat dan Budaya untuk Cegah Terorisme
Karena mencegah lebih baik daripada memerangi dan menggebuk tidak bagus tapi merangkul lebih bagus. Apalagi korbannya adalah masyarakat cinta NKRI.