Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Said Aqil Siraj: Indonesia Jadi Harapan Dunia karena Toleran dan Junjung Nilai Kemanusiaan  

Eks Direktur Ekskutif SAS Institute Kiai Said Aqil Siraj mengatakan, umat Islam di dunia kini tak bisa lagi mengharap kebangkitan Islam Timur Tengah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Said Aqil Siraj: Indonesia Jadi Harapan Dunia karena Toleran dan Junjung Nilai Kemanusiaan  
Istimewa
Kiai Said Aqil Siraj dalam Acara Diskusi Kebangsaan sekaligus serah terima jabatan Direktur Ekskutif SAS (Said Aqil Siraj) Institute kepada Dr. Sadullah Affandy yang sebelumnya dijabat Imdadun Rahmat di sekretariat SAS Institute Gedung Wisma Nugra Santana Jl. Sudirman, Kamis (1/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Direktur Ekskutif SAS Institute Kiai Said Aqil Siraj mengatakan, umat Islam di dunia kini tak bisa lagi mengharap kebangkitan Islam dari negara-negara Arab di Timur Tengah.

Pasalnya, umat Islam di sana saling berperang dan memusuhi. Apalagi, sejak terbentuknya negara bangsa, dunia telah berubah.

Menurut Kiai Aqil, saat ini dunia sedang meletakan harapan besar pada Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki wajah keislaman yang moderat, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Kiai Said Aqil Siraj dalam Acara Diskusi Kebangsaan sekaligus serah terima jabatan kepada Dr. Sadullah Affandy di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said mengulas panjang lebar sejarah runtuhnya kekhaifahan Islam (Turki Utsmani).

Kemudian disusul dengan munculnya negara-bangsa, hingga tumbuh dan berkembang bibit-bibit kelompok-kelompk Islam radikal yang nyaris membawa kehancuran dan keruntuhan Islam di Timur Tengah.

“Jika tidak ada Al-Azhar di Mesir di Timur Tengah dan NU di Indonesia, Islam dan umat Islam akan mudah dibawa ke tubir kehancuran. Beruntung Indonesia memiliki ulama seperti Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang berhasil menyatukan antara keislaman dan kebangsaan yang bisa menjadi pondasi dan perekat bagi kesatuan umat,” kata Kiai Said.

Berita Rekomendasi

Di Timur Tengah, kata Kiai Said, Islam dan nasionalisme tidak bisa disatukan dan bisa saling membelakangi.

Apalagi, di Timur Tengah tidak akan menemui orang seperti Hasyim Asyari yang merupakan seorang ulama sekaligus nasionalis.

"Di Timur Tengah, tempat kelahiran Islam, ulama dan nasionalis memiliki agenda dan perjuangannya sendiri-sendiri. Karena itu, pernyataan Kiai Hasyim Asyari 'hubbul wathan minal iman' bukanlah rumusan sederhana. Di dalamnya mengandung penegasan bahwa nasionalisme memiliki basis teologi di dalam Islam," kata Kiai Said.

Sementara, Dr. Sadullah Affandy berharap SAS Institute bisa merekam, mengabadikan, sekaligus dapat melanjutkan pikiran dan gagasan besar Kiai Said tentang keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan.

Sebagai tokoh berpengaruh urutan 19 dari 500 tokoh Dunia Muslim versi Lembaga riset di Jordania, Kiai Said merupakan tokoh dan guru bangsa yang melanjutkan cita-cita dan perjuangan guru-guru bangsa sebelumnya seperti Nurcholis Majid, Gus Dur, Syafii Maarif.

Baca juga: Said Aqil: Khilafatul Muslimin Harus Ditindak Tegas, Meski Organisasinya Bubar Ideologinya Masih Ada

“Mudah-mudahan SAS Institute bisa menerjemahkan dan menafsirkan gagasan, pikiran, serta ide-ide besar Kiai Said dalam memperjuangkan Islam rahmatan lil alamin ini," jelas Sadullah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas