TGB: Persatuan Selalu Jadi Penyelamat Bangsa Indonesia
Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Harian Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus merawat serta memelihara persatuan bangsa dan negara.
Hal ini disampaikan TGB saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Lintas Tokoh yang digelar Partai Perindo di Hotel JW Marriott, Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Dalam acara ini, turut hadir Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Rudi Zulham Hasibuan.
TGB menjelaskan dengan terus memupuk persatuan, maka Indonesia akan selalu ada, serta tumbuh menjadi bangsa dan negara yang semakin kuat.
"Persatuan itu adalah nikmat Allah SWT kepada kita di Indonesia yang begitu beragam. Kita sudah pernah diuji, persatuan selalu menjadi penyelamat kita sebagai bangsa," kata TGB dalam keterangan yang diterima, Senin (12/9/2022).
Oleh karena itu, TGB mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menempatkan rasa persaudaraan sebagai pusat dari semua kegiatan.
Hal ini, agar kompleksitas keragaman bisa dikelola secara baik, demi kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari kita letakkan kebangsaan dalam arti rasa persaudaraan sebagai sentrum dari semua kegiatan kita. Sentrumnya semua ekspresi keberagamaan kita harus menguatkan ke-Indonesiaan kita," ucap Ulama Ahli Tafsir Alquran ini.
TGB juga meminta masyarakat untuk menghindari sikap sombong dan takabur, atau merasa diri paling benar dan paling berjasa terhadap negara.
Karena sikap-sikap itu justru mendestruksi, merusak dan menumbuhkan egoisme kelompok yang berujung kepada perpecahan.
Baca juga: Peneliti IPS: Ini Faktor yang Buat Partai Perindo Berpeluang Lolos Senayan di Pemilu 2024, TGB?
Mantan Gubernur NTB dua periode tersebut menjelaskan perbedaan merupakan karunia Tuhan. Karena itu, setiap masyarakat harus tunduk pada hukum syukur dan kufur nikmat atas perbedaan tersebut.
"Ketika nikmat perbedaan itu mampu dikelola dengan baik, maka perbedaan akan jadi berkah, akan menjadi modal untuk membangun sesuatu yang baik," tandasnya.