Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata BSSN soal Kebocoran Data Akibat Ulah Hacker Bjorka: Itu Ancaman Serangan Intensitas Rendah

Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut kebocoran data yang dilakukan oleh Hacker Bjorka termasuk dalam kategori serangan yang intensitasnya masih rendah.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kata BSSN soal Kebocoran Data Akibat Ulah Hacker Bjorka: Itu Ancaman Serangan Intensitas Rendah
Tribunnews/JEPRIMA
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian saat wawancara dengan Tribun Network di Gedung Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta Pusat Senin (30/5/2022). | Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut kebocoran data yang dilakukan oleh Hacker Bjorka termasuk dalam kategori serangan yang intensitasnya masih rendah. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Hinsa Siburian memberikan tanggapannya terkait adanya kebocoran data negara akibat ulah Hacker Bjorka.

Hinsa mengatakan, dalam ruang siber, serangan yang bersifat pencurian data merupakan ancaman serangan yang intensitasnya masih rendah.

Karena menurutnya, masih ada ancaman serangan yang lebih tinggi hingga bisa melumpuhkan sistem elektronik atau infrastruktur informasi vital.

"Jadi tingkatan di ruang siber itu mulai dari intensitas rendah, sedang, dan tinggi. Kalau dilihat kategori dari serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya."

"Karena saya katakan tadi, ada yang sampai tinggi yang bisa melumpuhkan sistem elektronik atau infrastruktur informasi vital kita," kata Hinsa dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (13/9/2022).

Lebih lanjut Hinsa mengungkapkan jika tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa menyatakan bahwa ruang sibernya aman 100 persen.

Baca juga: Aksi Hacker Bjorka Terus Berlanjut, Bocorkan Data Pribadi Cak Imin, Singgung soal Kampanye

Hinsa pun mencontohkan negara yang pernah diserang hacker, di antaranya ada Amerika Serikat, China, hingga Iran.

Berita Rekomendasi

"Nah perlu kita sadari juga tidak ada satu negara pun di dunia ini (di bidang siber) yang menyatakan kami aman 100 persen, tidak ada. Amerika pernah diserang, China pernah diserang, Iran, dan sebagainya," terangnya.

Oleh karena itu menurut Hinsa, untuk mengatasi serangan siber ini diperlukan antisipasi dan evaluasi terus menerus.

Karena teknologi akan terus berkembang, hacker, dan ancaman siber juga ikut berkembang.

"Jadi apa dalam mengatasi ataupun kita menghadapi ini, antisipasi dan evaluasi dan kesiapan terus. Jadi tidak boleh sombong, kami sudah kuat, sitem kami sudah paling hebat. Karena apa, kan teknologi berkembang, hacker dan ancaman juga berkembang," pungkasnya.

Baca juga: Bjorka Sebut Luhut Belum Divaksin Booster, Jubir Menko Marves: Ada Sertifikatnya Tanggal 8 Januari

Hadapi Hacker Bjorka, Pemerintah Bentuk Tim Khusus

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, merespons aksi hacker atau peretas Bjorka, pemerintah akhirnya memutuskan untuk membentuk tim khusus.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, menyebut data di Indonesia harus dijaga dari upaya peretasan seperti yang dilakukan Bjorka.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas