Data Pribadi Dibobol Bjorka, Cak Imin Pamit dari WA : Ini Mengerikan, Banyak Teror Pesan Masuk
Cak Imin mengaku akibat datanya disebar oleh Bjorka, banyak teror pesan masuk ke akun WhatsApp miliknya bahkan hingga ratusan.
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar
memutuskan pamit sementara waktu dari penggunaan aplikasi Whatsapp (WA) setelah
nomor ponsel dan WA pribadinya tersebar.
"Saya mengundurkan diri dari WA hari ini. Karena WA saya bocor dengan macam-macam isinya," kata Muhaimin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9).
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menjadi satu di antara pejabat publik yang data pribadinya disebar oleh hacker dengan nama samaran Bjorka.
Data pribadi Wakil Ketua DPR RI itu dibagikan oleh Bjorka lewat akun Telegramnya.
Data-data yang dibagikan yakni nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), alamat rumah, hingga data vaksinasi.
Selain data pribadi Cak Imin, Bjorka juga membagikan data pribadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Terhadap Cak Imin, Bjorka menganggap mantan Menteri Ketenagakerjaan itu memanfaatkan dirinya untuk kampanye.
"Yea you're seeking attention by using my name for your shitty campaign? Ok now its time to check your notifications (Ya, Anda cari perhatian dengan memanfaatkan nama saya untuk kampanye Anda. Sekarang, waktunya untuk mengecek notifikasi Anda)" tulis Bjorka.
Cak Imin mengaku akibat datanya disebar oleh Bjorka, banyak teror pesan masuk ke akun WhatsApp miliknya.
Dia kemudian bercerita kejadian ketika diberondong pesan masuk ke akun Whatsapp.
"Iya saya juga heran. Ini mengerikan," kata Cak Imin.
"Karena WA saya mulai jam 9 itu, WA saya itu ratusan WA masuk. Berbagai macam. Itu karena bocor. Di situ bahayanya," ungkapnya.
Cak Imin juga membantah pernyataan Bjorka yang menyebut dirinya telah memanfaatkan nama Bjorka saat kampanye.
Dia mengaku tak mengenal Bjorka dan menyebutnya hendak menjatuhkan namanya.
"Itu bukan saya. Bukan saya. Saya tidak tahu sama sekali itu. Itu siapa. Jangan jangan orang yang mau menjelekkan saya juga, saya enggak tahu," kata Cak Imin.
Baca juga: Aksi Hacker Bjorka Terus Berlanjut, Bocorkan Data Pribadi Cak Imin, Singgung soal Kampanye
Sebagai Wakil Ketua DPR, Cak Imin mengaku akan mempercepat pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) agar hal serupa tidak terus berlanjut dan berulang.
"Pasti [menginisiasi pimpinan DPR lain] untuk segera menggelar Paripurna dan saya akan dorong cepat RUU PDP," katanya.
Dia mengakui rentetan data pribadi dan lembaga yang dijebol dan disebar Bjorka menunjukkan sistem pertahanan nasional sedang terganggu.
Dia mendorong agar semua lembaga bekerja sama mengatasi mengatasi masalah tersebut.
"Saya kira pemerintah apakah Kominfo atau Menko Polhukam atau Kepolisian harus bahu membahu, ini perang ini, pasukan harus disiapkan," katanya.
Baca juga: Daftar Tokoh yang Data Pribadinya Dibocorkan Bjorka, Terbaru Mahfud MD dan Cak Imin
Di sisi lain Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tak ambil pusing dan tak ingin tahu
terkait data pribadinya yang disebut dibocorkan oleh Bjorka.
Mahfud tak ambil pusing karena menurutnya data pribadinya bukan rahasia dan bisa diambil di laman website yang terbuka.
Tidak hanya itu, kata Mahfud, data pribadinya juga bisa dilihat di sampul- sampul belakang buku-buku yang ditulisnya atau di LHKPN KPK.
"Banyak yang japri (mengirim pesan pribadi) saya bahwa data pribadi saya dibocorkan oleh Bjorka hacker. Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu. Sebab data pribadi saya bukan rahasia. Bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku- buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka, tak perlu dibocorkan," kata Mahfud di akun Twitternya, @mohmahfudmd, pada Selasa (13/9).
Pemerintah sendiri lewat Kominfo, Menkopolhukam dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) segera membentuk tim tanggap darurat.
Tim tersebut akan menghadapi serangan kebocoran data seperti yang dilakukan hacker Bjorka.
Keputusan tersebut dibuat usai Presiden Jokowi melaksanakan rapat dengan sejumlah kementerian dan
lembaga untuk membahas tata kelola data di Indonesia di Istana Merdeka, Senin (12/9).
"Setelah rapat di istana, kami akan bentuk emergency respons hadapi hacker. Emergency response ini untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia untuk menjaga kepercayaan publik," ujar Menkominfo Johnny G Plate kepada wartawan.
Baca juga: Fenomena Bjorka, Waspadai Ancaman Siber Jelang KTT G20
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri ikut turun tangan menelusuri viralnya kasus peratasan oleh Bjorka.
Dedi menyatakan bahwa penyidik Polri telah masuk ke dalam tim terpadu yang dibentuk Presiden Jokowi untuk menelusuri kebocoran data dari Bjorka.
"Ya, tim Siber Bareskrim sudah masuk dalam tim terpadu," kata Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (13/9).
Namun begitu, Dedi masih enggan merinci apakah pihak kepolisian sudah mendapatkan identitas dari Bjorka. Kasus ini pun masih dalam penanganan tim Siber Bareskrim Polri.
"Nunggu update dari siber," ujarnya.(tribun netwokrk/den/git/igm/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.