Hasto Ingatkan Pentingnya Pemikiran Geopolitik Soekarno untuk Hadapi Masalah Global
Hasto mengatakan dalam pemikiran geopolitik Soekarno didasari pada ideologi Pancasila bertujuan untuk membangun tata dunia baru.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Dr Hasto Kristiyanto mengatakan, pentingnya pemikiran geopolitik Soekarno digunakan untuk menghadapi masalah hari ini, terlebih melihat situasi global yang terjadi.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam FGD yang dilaksanakan oleh bidang kerja sama dan pemasaran Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dengan tema 'Analisis Geopolitik, Geoteknologi dan Geoekonomi Kerja Sama Industri Pertahanan Dalam Negeri dengan Industri Pertahanan Luar Negeri' yang dilakukan secara daring, Rabu (14/9/2022).
Hasto mengatakan dalam pemikiran geopolitik Soekarno didasari pada ideologi Pancasila bertujuan untuk membangun tata dunia baru.
Dan berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imprealisme dan kolonialisme serta pentingnya menggalang solidaritas antarbangsa guna mewujudkan struktur dunia yang demokratis, sederajat, berkeadilan.
Baca juga: Peristiwa 16 Agustus 1945: Penculikan Soekarno-Hatta oleh Para Pemuda
Menurut dia, inilah yang menjadi roh di dalam membangun kekuatan pertahanan negara dan menjadi pemikiran para pendiri bangsa termasuk Bung Karno.
Bahwa bagaimana Indonesia baru merdeka dapat berperan aktif dalam membangun perdamaian dunia di tengah konstelasi perang dingin.
Menurut Hasto, reinkarnasi perang dingin itu terjadi saat ini.
"Kalau kita melihat ketegangan di Timur Tengah, kekuatan blok Iran, blok Arab Saudi dengan kekuatan yang ada di belakangnya, pada dasarnya suatu kekuatan diametral yang tidak terlepas terhadap konstelasi saat itu. Demikian pula apa yang terjadi di Laut Tiongkok Selatan saat ini," jelas Hasto.
Dia menegaskan, pemikiran geopolitik Soekarno ini sebagai bagian dari upaya membangun kekuatan pertahanan negara yang bersifat outward looking (melihat keluar).
Jadi dalam kepentingan nasional Indonesia, pertahanan negara memang ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, keselamatan bangsa dan negara, serta menjaga ketertiban dunia.
Hasto menyebut, membangun industri pertahanan negara, itu tidak bisa dilakukan tanpa ketegasan apa kepentingan nasional kita terhadap pertahanan negara.
"Bagaimana kepentingan nasional kita, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian politik melalui diplomasi internasional itu merupakan syarat yang penting untuk menerapkan pandangan geopolitik Soekarno di dalam membangun kekuatan dan ketahan negara," ungkap dia.
Meski demikian, menurut pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini, sejauh ini tak ada yang melakukan simulasi secara terencana, efektif, dan mengukur bagaimana seluruh variabel geopolitik Soekarno menjadi sebuah kekuatan atau power.
Adapun ketujuh variabel itu adalah demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, ko-eksistensi damai serta sains dan teknologi.