Minta Maaf soal TNI Seperti Gerombolan, Effendi Jelaskan Kronologi saat Rapat dengan Panglima TNI
Effendi Simbolon meminta maaf terkait pernyataannya yang menyebut adanya disharmonisasi antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon meminta maaf terkait pernyataannya yang menyebut adanya disharmonisasi antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Politisi senior PDIP ini pun menceritakan kronologi saat dirinya berbicara tentang hal tersebut.
Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Panglima TNI Komisi I DPR RI, pada Senin (5/9/2022).
“Pokok bahasan di raker itu topiknya adalah pembahasan anggaran RKAL di 2023 dan juga membahas isu-isu aktual,” kata Effendi Simbolon dalam konferensi pers di Ruang Fraksi PDIP, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022).
Ia merinci, dalam rapat tersebut kemudian Pimpinan Komisi I DPR RI menyampaikan bahwa topik yang dibahas sesuai dengan undangan yang tertera.
Kemudian, lanjut Effendi, dirinya mengatakan ada beberapa hal yang ingin didapatkan penjelasan baik dari Menhan, Panglima TNI hingga Kepala Staf.
Adapun pembahasan RKAL tersebut masih dalam pagu indikatif, sehingga tidak terlalu banyak pembahasan berkaitan dengan hal itu.
“Saat membahas mengenai RKAL, itu memang pada dasarnya karena itu masih pagu indikatif, tidak terlalu banyak pembahasan, mengangkut hal-hal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui pagu indikatifnya,” ujar Effendi.
Kemudian, pembahasan pun dilanjutkan ke topik isu-isu aktual. Kala itu, Effendi bermaksud bertanya kepada Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAD Jenderal TNI Dudung hingga Menhan terkait isu-isu yang ada.
“Sehubungan dengan adanya hal-hal yang menyangkut disharmoni. Saya menggunakan diksi disharmoni karena lebih menyangkut kepada masalah harmonisasi. Itu soal leadership dan lain sebagainya, yang menyangkut keberadaan dari TNI itu sendiri,” ujarnya.
Baca juga: KSAD Jenderal Dudung kepada Effendi Simbolon: Jangan Asal Bicara
Kata Effendi, saat rapat itu, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman tidak hadir dan ditanyakan oleh Komisi I DPR RI.
Namun pertanyaan soal salah satu Jenderal TNI yang tidak hadir itu, kata dia, bukan jadi poin utama.
Menurutnya, kehadiran dua Jenderal TNI itu akan lebih baik agar mendapat penjelasan seputar permasalahan yang ditanyakan oleh Komisi I DPR RI.
“Nah di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan, kehormatan TNI itu yang kami tahu adalah kepatuhan,” kata Effendi.
“Disitulah kemudian saya menyadari kemudian bahwa itu mungkin menjadi tidak nyaman kemudian tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas,” lanjut dia.
“Saya mohon maaf dan saya sekali lagi ingin menegakkan mencintai TNI itu sesuai dengan tupoksi saya ya.”
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon meminta maaf atas pernyataannya yang terkait polemik disharmoni antara Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman. Effendi juga meminta maaf atas pernyataannya yang menyebutkan TNI seperti gerombolan.
Pernyataan maafnya itu disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Fraksi PDIP, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022).
“Saya mohon maaf, saya tujukan ini pada seluruh prajurit baik yang bertugas maupun yang sudah purna dan juga para pihak yang mungkin tidak nyaman dengan perkataan saya dan juga pada Panglima TNI saya mohon maaf juga kepada Kepala Staf Angkatan Darat saya mohon maaf dan juga Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara yang juga mungkin merasa hal yang kurang nyaman,” kata Effendi Simbolon.
Ia mengakui kesalahan akibat perkataannya yang menyebut bahwa anggota TNI seperti gerombolan. Ia pun meminta maaf jika pernyataannya membuat semua anggota TNI tersinggung.
“Kemudian tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas,” ucap Effendi.
“Sejujurnya saya tidak pernah mestigmakan TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya itu seperti gerombolan, seperti ormas,” lanjut dia.