Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AHY Kritik Komitmen Pemerintah Tak Pakai APBN di Mega Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

AHY mengkritik komitmen pemerintah yang tak pakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in AHY Kritik Komitmen Pemerintah Tak Pakai APBN di Mega Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Chaerul Umam
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia mengkritik komitmen pemerintah yang tak pakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik komitmen pemerintah yang tak pakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut AHY, komitmen tersebut justru dilanggar oleh pemerintah.

Nyatanya, pemerintah kini mulai mengalokasikan penyertaan modal negara hingga triliunan dari APBN untuk proyek tersebut.

"Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung belakangan ini telah diputuskan adanya alokasi penyertaan modal negara dari APBN triliunan rupiah. Padahal pada awalnya pemerintah berjanji tidak mengambil satu sen pun dari APBN dan nilai proyeknya pun membengkak dan semakin membengkak dari skema perhitungan awal," kata AHY dalam pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

AHY meminta pemerintah lebih matang sebelum membuat proyek yang menggunakan anggaran negara. Apalagi, kini anggaran proyek tersebut semakin membengkak.

"Demokrat menyarankan agar dalam membangun mega proyek dan perencanaan harus matang sehingga tidak mudah berubah di tengah jalan yang bisa sangat merugikan keuangan negara," ungkap AHY.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, AHY menyatakan bahwa keputusan yang tak tepat itu dikhawatirkan pemerintah akan kembali menambah utang negara. Dia bilang, proyek infrastruktur tidak boleh didanai dari utang.

"Indonesia tentu tidak boleh terus menerus menambah hutangnya juga sangat tidak bijaksana bila negara banyak ini didanai oleh utang dan utang ini justru akan menambah beban fiskal kita," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas