Pakar Keamanan Siber Ragu Hacker Bjorka Berdomisili di Indonesia, Ini Alasannya
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya meyakini hacker Bjorka tak mungkin berdomisili di Indonesia.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
![Pakar Keamanan Siber Ragu Hacker Bjorka Berdomisili di Indonesia, Ini Alasannya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/hacker-bjorka-8.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya meyakini hacker Bjorka tak mungkin berada di tanah air.
Sebab, jika berada di Indonesia ia menilai hacker tersebut akan lebih mudah untuk dilacak dan risikonya cukup tinggi.
"Saya bilang, kalau dia berdomisili di Indonesia agak bodoh."
"Dia akan mudah diidentifikasi. Kalau dia enggak bodoh dia tidak mungkin berdomisili di Indonesia," kata Alfons dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat (16/9/2022).
Menurut Alfons, secara logika pun sudah sulit dicerna jika Bjorka benar-benar orang Indonesia.
Menurutnya, Bjorka sudah bertindak ceroboh jika dirinya berdomisili di Indonesia.
Baca juga: Marak Pembocoran Data Pribadi, Begini Respon APJII Hingga Pemerhati Keamanan Siber
"Logikanya saja kalau dia orang Indonesia lalu melakukan doxing pejabat dan pakai IP Indonesia, dalam bilangan jam mah terlacak."
"Hacker yang ngerti tidak akan seceroboh itu," kata Alfons.
Lanjut Alfons menjelaskan kemungkinan akun Bjorka tak dijalankan oleh satu pihak saja.
"Ada yang bilang kan dia orang Indonesia banget, ada yang bilang Inggrisnya bagus banget. Kenapa bisa di Madiun kemudian di Cirebon? ya komputer kan bisa diremote di mana saja."
"Bagi peretas untuk menguasai satu sistem jika dia mempersiapkan dengan baik, bodoh banget kalau dia mengakses satu sistem dari komputer dia langsung, namanya peretasnya kurang pinter," kata Alfons.
Sebut Motif Awal Bjorka Hanya Mencari Keuntungan Finansial
Diwartakan Tribunnews sebelumya, pada awal September 2022, di situs peretas muncul akun Bjorka yang menjual data berisi 1,5 miliar data registrasi SIM card atau kartu SIM seluler.
Akun Bjorka mengklaim bahwa data yang dijual berasal dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.