AHY Sindir Jokowi Tinggal Gunting Pita Proyek SBY, Istana: Kepemimpinan Memang Harus Berkelanjutan
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini menjawab sindiran dari AHY soal Jokowi yang disebut hanya gunting pita proyek SBY sebelumnya.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini memberikan tanggapannya terkait sindiran yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui sebelumnya, AHY sempat menyampaikan sindirian yang menyebut Jokowi hanya meresmikan secara simbolis, dengan menggunting pita proyek yang dikerjakan saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menanggapi hal tersebut, Faldo menyebut jika kepemimpinan di Indonesia memang harus berkelanjutan.
Jika ada proyek dari pemerintahan sebelumnya yang baru berjalan, maka di pemerintahan Jokowi dilanjutkan.
Lalu jika ada proyek yang pada pemerintahan sebelunya tidak dijalankan, maka proyek itu kemudian dijalankan di era Jokowi.
"Kepemimpinan di Indonesia harus memiliki berkelanjutan. Ada yang dulu baru jalan, lalu diteruskan. Ada yang dulu tidak jalan, dibuat jalan. Memang bernegara begitu, bukan?" kata Faldo dilansir Kompas.com, Sabtu (17/9/2022).
Baca juga: AHY Bandingkan Capaian Pembangunan Era SBY dengan Jokowi, Ini Jawaban Istana
Lebih lanjut Faldo pun mempersilakan semua pihak untuk menyampaikan pandangannya masing-masing.
Karena Indonesia adalah negara demokrasi, sehingga siapapun bisa menyampaikan pandangannya sendiri.
Meski demikian, Faldo menegaskan bahwa keberhasilan pemerintah saat ini tidak hanya berkat kerja Jokowi saja.
Namun juga berkat dukungan dan kontribusi dari masyarakat Indonesia.
Baca juga: Adian Napitupulu Bedakan BLT Era SBY dan Jokowi, Minta AHY Banyak Belajar Data dan Berhitung Lagi
Faldo juga menyebut semua yang dikerjakan pemerintah ini demi kesejahteraan rakyat.
Bukan untuk menunjukkan siapa yang paling hebat, atau hanya untuk mencari tepuk tangan saja.
"Tentunya, kita semakin matang dalam berdemokrasi dan bernegara. Semua yang dikerjakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan buat tunjukan siapa paling hebat."
"Kecuali, memang yang dicari memang tepuk tangan, ya silakan saja," ujar Faldo.
Baca juga: AHY Sindir Jokowi Tinggal Gunting Pita Proyek SBY, Tagar Hambalang Trending, Diungkit PPP dan Repdem
AHY Sindir Jokowi Tinggal Gunting Pita Proyek SBY, Tagar Hambalang Trending
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Tagar Hambalang di Twitter mendadak trending siang hingga sore tadi.
Tagar Hambalang muncul atas respon netizen setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyindir rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode pertama yang hanya prosesi gunting pita untuk meresmikan proyek pembangunan era SBY.
Proyek Hambalang merujuk pada proyek pembangunan Wisma Atlet yang mangkrak akibat kasus mega korupsi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Diduga netizen menaikkan isu Hambalang guna merespon ucapan AHY yang merupakan putra SBY itu.
AHY menyebut Jokowi hanya meresmikan proyek infrastruktur yang sebelumnya memang sudah dijalankan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Sindir Ucapan AHY Rezim Jokowi Tinggal Gunting Pita, Ketua Umum Repdem: Jadi Ingat Monumen Hambalang
Hal itu disampaikannya dalam pidato pembukaan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).
"Jadi jelas banyak sekali proyek-proyek itu kami menyeluruh dan tidak sering kali dipublikasi. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu enggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak," kata AHY.
Kemudian, AHY menyatakan banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun di era SBY tapi tidak banyak dipublikasikan.
"Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak," ujarnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hasanudin Aco)(Kompas.com/Ardito Ramadhan)