Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hacker Bjorka Seorang WNI atau WNA? Ini Kata Kadiv Humas Polri

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan bahwa pihaknya enggan berandai-andai soal sosok di balik Bjorka.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Hacker Bjorka Seorang WNI atau WNA? Ini Kata Kadiv Humas Polri
Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan bahwa pihaknya enggan berandai-andai soal sosok di balik Bjorka. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menyatakan pihaknya masih mendalami sosok di balik hacker Bjorka. Termasuk, penyidik juga mendalami sosok Bjorka merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNI).

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan bahwa pihaknya enggan berandai-andai soal sosok di balik Bjorka.

"Kita tidak bisa berandai-andai, kita bekerja sesuai fakta hukum," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Dedi menuturkan bahwa timsus gabungan bentukan Menkopolhukam Mahfud MD masih bekerja. Nantinya, keputusan hasil penyidikan bakal disampaikan secara utuh.

"Kalau nanti sudah selesai dan diberikan kepada saya baru saya bisa sampaikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemuda di Madiun, Jawa Timur, berinisial MAH ditangkap karena diduga membantu hacker Bjorka membuat grup telegram.

Berita Rekomendasi

Dia kini telah ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian.

"Jadi timsus telah melakukan beberapa upaya dan berhasil melakukan mengamankan, tersangka inisial MAH," kata Juru Bicara Divhumas Polri Kombes Ade Yaya Suryana kepada wartawan, Jumat (16/9/2022).

Yaya menuturkan bahwa tersangka MAH diduga berperan membuat grup telegram dengan nama Bjorkanism.

Baca juga: Sebelum Buat Kanal Bjorkanism di Telegram, MAH Diduga Tergabung di Grup Privat Milik Bjorka

Dia menuturkan bahwa channel itu diduga mengunggah seputar informasi terkait Bjorka.

"Adapun peran tersangka merupakan bagian dari kelompok Bjorka yang berperan sebagai penyedia channel telegram dengan nama channel Bjorkanism. Selanjutnya channel telegram tersebut digunakan untuk mengupload informasi yang berada pada breadshet," ungkapnya.

Dijelaskan Yaya, tersangka pernah mengunggah di channel @Bjorkanism sebanyak tiga kali yaitu tanggal 8 September 2022. Isinya terkait konten Bjorka yang berjudul Stop Being Idiot.

"Kemudian tanggal 9 September 2022 dalam tanda petik the next leaks will come from the president of Indonesia, dan tanggal 10 September 2022 dalam tanda petik to support people who has stabbling by holding demonstration in Indonesia regarding the price fuel oil, i will publish myPertamina database soon. Jadi itu yang dipublish oleh tersangka tersebut," jelasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas