Pakar Ungkap Tak Ada Tanda-tanda Kudeta di China, Xi Jinping Kemungkinan Dikarantina Setelah KTT SCO
Tak ada tanda-tanda kudeta, Pakar China Aadil Brar mencatat bahwa Xi kemungkinan dikarantina setelah kembali dari KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Para pakar di China menyoroti desas-desus bahwa Presiden China Xi Jinping ditahan dan dikudeta.
Sebagian besar dari mereka mengatakan tidak ada tanda-tanda kudeta yang terjadi di China.
Pakar China, Aadil Brar mencatat bahwa Xi kemungkinan dikarantina setelah kembali dari KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
Brar bahkan turut membagikan data penerbangan yang menunjukkan tidak ada gangguan penerbangan.
Selain itu, Brar juga menunjukkan visual briefing publik oleh pejabat senior China di lingkungan pemerintah, berfungsi normal.
Sementara itu, menurut Jurnalis Zakka Jacob, Xi Jinping memiliki kekuasaan institusional yang kuat atas China.
Baca juga: Profil Xi Jinping, Pemimpin China yang Diisukan Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah
Hal ini, lanjut Zakka, membuat kudeta tidak akan mungkin terjadi.
"Banyak desas-desus pagi ini tentang kudeta militer di China. Sejauh ini tidak ada yang kredibel. Kudeta militer tidak mungkin terjadi di China karena Tentara Pembebasan Rakyat berada di bawah Komisi Militer Pusat. Xi, sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis mengepalai CMC. Tentara adalah milik partai, bukan pemerintah," kata Jacob, dikutip dari WartaKotalive.com.
Jurnalis dan penulis Ananth Krishnan juga menjelaskan sejauh ini tidak ada bukti kudeta yang terjadi di China.
"Sementara politik China adalah kotak hitam paling hitam, saya tidak menemukan bukti di Beijing hari ini untuk mendukung rumor media sosial mana pun," kata Krishnan.
South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong juga tidak melaporkan tentang adanya kudeta atau pergolakan politik di China.
Sebelumnya, laporan tidak berdasar bahwa Presiden China, Xi Jinping berada di bawah tahanan rumah dan berada di tengah kudeta militer, ramai dibicarakan di media sosial pada hari Sabtu (24/9/2022).
Dikutip dari Kompas.com yang melansir Newsweek, rumor berdasarkan rumor yang beredar, seorang jenderal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang juga militer China, Li Qiaoming, telah menggantikan Xi.
Baca juga: Mengenal Xi Jinping, Presiden China yang Sempat Terbuang dan Kini Diisukan Dikudeta
Menurut outlet berita Nikkei Asia, Li telah dianggap sebagai pesaing untuk melayani sebagai anggota Komisi Militer Pusat China, sebuah panel dengan otoritas atas keputusan militer.
Li pun kabarnya juga menulis artikel yang selaras dengan Xi, yang ingin meningkatkan kontrol partai komunis atas tentara.
Akun Twitter India juga kabarnya memberitakan desas-desus tentang Xi ini.
Desas-desus bahwa Xi telah digulingkan didorong oleh politisi India, Subramanian Swamy, yang mencuit pada Sabtu.
Dalam pemberitaannya, ketikan Xi berada di Samarkand baru-baru ini, para pemimpin Partai Komunis China seharusnya telah mencopot Xi dari penanggung jawab Angkatan Darat Partai.
Gordon Chang, seorang ahli tentang China dan penulis buku, The Coming Collapse of China, mencuit pada hari Sabtu:
"Berkurangnya berita dari China selama beberapa jam terakhir menunjukkan bahwa rumor kudeta tidak benar, tetapi apa pun yang terjadi di dalam militer China selama tiga hari terakhir, ternyata sesuatu yang tidak biasa terjadi, memberi tahu kami bahwa ada turbulensi di dalam kepemimpinan senior PKC," tulis Gordon Chang.
(Tribunnews.comn/Galuh Widya Wardani)(WartaKotaLive/Suprapto)(Kompas.com/Tito Hilmawan Reditya)