SOSOK 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S
Ketujuh Pahlawan Revolusi menjadi korban dalam sebuah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965.
Penulis: Tartila Abidatu Safira
Editor: Sri Juliati

Letjen Suprapto lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920 dan masuk ke Akademi Militer Kerajaan Bandung.
Karier Letjen Suprapto di dunia militer melejit setelah aktif terlibat memperjuangkan Indonesia dari kekuasaan Jepang.
Ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap dan menjadi bagian dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto.
Tak hanya itu, Letjen Suprapto menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman dalam pertempuran Ambarawa.
3. Mayjen Donald Isaac Panjaitan

Mayjen Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 9 Juni 1925.
Pada masa pendudukan Jepang, ia menjalani pendidikan militer Gyugun.
Ia sempat diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat yang diberi kesempatan belajar ke Amerika Serikat.
Saat peristiwa pemberontakan tahun 1965, G30S memborbardir rumah Mayjen DI Panjaitan.
Mayjen DI Panjaitan pun gugur di rumahnya.
4. Letjen S Parman

Letjen S. Parman lahir di Wonosobo pada 4 Agustus 1918.
Ia juga merupakan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Letjen S Parman pernah mempelajari ilmu intelijen hingga ke Jepang.