Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peristiwa Maut Laga Arema vs Persebaya Disebut Sebagai Tragedi Terburuk Sejarah Sepakbola Sejak 1964

Korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya harus diberikan penanganan terbaik.

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Peristiwa Maut Laga Arema vs Persebaya Disebut Sebagai Tragedi Terburuk Sejarah Sepakbola Sejak 1964
SURYA/PURWANTO
Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebanyak 127 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan tersebut menyusul kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah meminta kepada pemerintah maupun instansi terkait agar memberikan penanganan terbaik bagi korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Ia meminta penanganan diberikan baik bagi yang telah meninggal dunia maupun yang sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

"Kami berharap pemerintah maksimal dalam memberikan pelayanan dan perawatan medis agar jumlah korban meninggal dunia tidak bertambah," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

Lebih jauh, Anggota Komisi XI DPR RI dari Dapil Jawa Timur IV menganggap peristiwa tersebut merupakan tragedi yang sangat memilukan bagi dunia persepakbolaan Indonesia yang kini sedang berkembang .

Bahkan, Charles menyebut meninggalnya ratusan orang dalam tragedi Kanjuruhan ini sebagai tragedi terburuk di dunia sejak tahun 1964.

Baca juga: Diajak Ayah Ibunya Nonton Arema FC Vs Persebaya, Alfiansyah Kini Jadi Bocah Yatim

Karenanya, pihak terkait harus menjelaskan kepada masyarakat kenapa kerusuhan ini bisa terjadi.

BERITA REKOMENDASI

Ia pun meminta agar penegak hukum mengusut tuntas penyebab kerusuhan ini agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

"Diharapkan tidak terjadi lagi di masa mendatang. Semua pihak harus berbenah bersama-sama," kata Charles.

Sebelumnya, sebanyak 129 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC dan Persebaya.

Baca juga: Pasca Rusuh Suporter Arema FC di Stadiun Kanjuruhan, Sponsor Liga 1 Minta Evaluasi Menyeluruh

Sedangkan 180 lainnya kini dalam perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, kerusuhan itu terjadi usai suporter Arema Malang yakni Aremania tidak menerima kekalahan yang ditelan tim kebanggaannya.


Di mana dalam pertandingan yang tersaji pada Sabtu (1/10/2022) malam itu, Arema Malang ditekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebanyak 127 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan tersebut menyusul kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO
Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebanyak 127 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan tersebut menyusul kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

"Suporter Arema tidak menerima timnya kalah di kandang (Stadion Kanjuruhan, red)," kata Nico saat konferensi pers.

Akibatnya, para penonton yang berada di beberapa bagian tribun stadion turun ke lapangan untuk mencari para pemain dan official untuk menjelaskan kenapa timnya bisa kalah.

Baca juga: Buntut Tragedi Laga Arema vs Persebaya, Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan hingga Kasus Diusut Tuntas

Menyikapi itu, pihak pengamanan kata Nico melakukan penjagaan.

Akan tetapi, jumlah suporter yang turun ke lapangan stadion kata dia semakin banyak yang akhirnya kericuhan tak terhindarkan.

Alhasil pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan membuat para suporter panik berhamburan sehingga banyak dari mereka yang terinjak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas