Peristiwa Maut Laga Arema vs Persebaya Disebut Sebagai Tragedi Terburuk Sejarah Sepakbola Sejak 1964
Korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya harus diberikan penanganan terbaik.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai Nasdem Charles Meikyansah meminta kepada pemerintah maupun instansi terkait agar memberikan penanganan terbaik bagi korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, usai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Ia meminta penanganan diberikan baik bagi yang telah meninggal dunia maupun yang sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
"Kami berharap pemerintah maksimal dalam memberikan pelayanan dan perawatan medis agar jumlah korban meninggal dunia tidak bertambah," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).
Lebih jauh, Anggota Komisi XI DPR RI dari Dapil Jawa Timur IV menganggap peristiwa tersebut merupakan tragedi yang sangat memilukan bagi dunia persepakbolaan Indonesia yang kini sedang berkembang .
Bahkan, Charles menyebut meninggalnya ratusan orang dalam tragedi Kanjuruhan ini sebagai tragedi terburuk di dunia sejak tahun 1964.
Baca juga: Diajak Ayah Ibunya Nonton Arema FC Vs Persebaya, Alfiansyah Kini Jadi Bocah Yatim
Karenanya, pihak terkait harus menjelaskan kepada masyarakat kenapa kerusuhan ini bisa terjadi.
Ia pun meminta agar penegak hukum mengusut tuntas penyebab kerusuhan ini agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
"Diharapkan tidak terjadi lagi di masa mendatang. Semua pihak harus berbenah bersama-sama," kata Charles.
Sebelumnya, sebanyak 129 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC dan Persebaya.
Baca juga: Pasca Rusuh Suporter Arema FC di Stadiun Kanjuruhan, Sponsor Liga 1 Minta Evaluasi Menyeluruh
Sedangkan 180 lainnya kini dalam perawatan di rumah sakit.
Berdasarkan keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, kerusuhan itu terjadi usai suporter Arema Malang yakni Aremania tidak menerima kekalahan yang ditelan tim kebanggaannya.
Di mana dalam pertandingan yang tersaji pada Sabtu (1/10/2022) malam itu, Arema Malang ditekuk Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
"Suporter Arema tidak menerima timnya kalah di kandang (Stadion Kanjuruhan, red)," kata Nico saat konferensi pers.
Akibatnya, para penonton yang berada di beberapa bagian tribun stadion turun ke lapangan untuk mencari para pemain dan official untuk menjelaskan kenapa timnya bisa kalah.
Baca juga: Buntut Tragedi Laga Arema vs Persebaya, Jokowi Minta Liga 1 Dihentikan hingga Kasus Diusut Tuntas
Menyikapi itu, pihak pengamanan kata Nico melakukan penjagaan.
Akan tetapi, jumlah suporter yang turun ke lapangan stadion kata dia semakin banyak yang akhirnya kericuhan tak terhindarkan.
Alhasil pihak kepolisian menembakkan gas air mata dan membuat para suporter panik berhamburan sehingga banyak dari mereka yang terinjak.