Kondisi Jenazah Tragedi Kanjuruhan: Wajah Menghitam Kena Gas Air Mata, Ada luka di Lengan dan Paha
Hutriadi Hermanto satu dari 125 korban tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, wajahnya menghitam terkena gas air mata
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Hutriadi Hermanto (37) merupakan satu dari 125 korban tewas dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Jasad Hutriadi telah dimakamkan di TPU Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada Minggu (2/10/2022) pukul 08.00 WIB.
Kurnia Sandi, adik almarhum mengatakan wajah sang kakak menghitam terkena gas air mata.
"Wajah kakak saya hitam karena terkena gas air mata," jelas Kurnia Sandi, adik almarhum kepada SURYAMALANG.COM.
Kurnia melihat wajah kakaknya di RS Wava Husada, Kepanjen.
Menurutnya, semua korban meninggal yang kena gas air mata wajahnya hitam.
Saat dimandikan, bagian dada jenazah bersih.
Ada luka di lengan dan paha.
Kemungkinan almarhum kena injakan-injak.
Anggota keluarga memotret kondisi almarhum saat memandikan jenazah.
Menurutnya, keluarga menerima kondisi ini karena sudah terjadi.
Tapi, keluarga menyayangkaan kejadian ini.
"Kakak saya memang suka nonton bola. Sebenarnya teman-teman kakak saya banyak yang tidak nonton kemarin. Tapi kakak saya dapat tiket dari tetangga," kata dia.
Baca juga: Dokter Paru: Risiko Kematian Bisa Terjadi Bila Menghirup Gas Air Mata dalam Konsentrasi Tinggi
Akhirnya korban berangkat ke Stadion Kanjuruhan.
Teman kakaknya bernama Bachtiar, menelpon Kurnia pada pukul 23.00 WIB.
Bachtiar menanyakan kakaknya sudah pulang atau belum.
Kemudian ada telepon dari vokalis D'kross, Tiwus pada pukul 00.10 WIB.
Tiwus tidak menemukan korban di RSUD Kanjuruhan.
Ternyata jenazah korban ada di RS Wava Husada.
"Mas Tiwus menangis di RS Wava. Saya tidak bertanya lagi. Saya lihat sudah banyak mayat di ruangan dekat IGD," terangnya.
Kurnia melihat jenazah kakaknya di ruang tersebut.
"Ada perempuan yang menangis di belakang saya sambil minta saya istigfar," imbuhnya.
Baca juga: Komnas HAM Investigasi Tragedi Laga Arema vs Persebaya, Dalami Soal Keamanan dan Gas Air Mata
Perempuan itu mengaku sempat ditolong korban saat keluar stadion
Bila tidak ditolong korban, mungkin perempuan itu meninggal.
"Kakak saya mengangkat perempuan itu," jelasnya.
Setelah menolong perempuan itu, korban masuk stadion lagi.
Almarhum duduk di tribun selatan yang banyak gas air mata.
Menurutnya, tidak ada biaya apapun di RS.
Petugas hanya mencatat data dan foto korban tragedi Arema vs Persebaya.
Jenazah korban dibawa menggunakan ambulans milik Desa Kendalpayak.
Saat itu memang banyak ambulans yang menangani korban kritis.
Jadi, keluarga harus bersabar untuk membawa pulang anggota keluarganya.
"Jenazah kakak saya pulang ke rumah pada pukul 02.10 WIB," imbuhnya.
Baca juga: Ada Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan, Karim Rossi: Ini Stadion Sepak Bola, Bukan Zona Perang
Kurnia mengungkapkan rata-rata korban meninggal tidak memakai kaos
Kurnia tidak menemukan kaos milik kakaknya.
Sejauh ini belum ada panitia yang ke rumahnya.
Hanya sempat didatangi petugas dari Polsek Pakisaji.
Ia berharap kejadian ini tak terulang. Sebab nyawa yang melayang ratusan orang.
"Arema FC harus tangung jawab karena ada yang meninggal. Kenapa pakai gas air mata? Apa tidak memikirkan hatinya? Banyak anak-anak yang nonton juga," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kondisi Korban Tembakan Gas Air Mata dalam Tragedi Arema Vs Persebaya, Wajah Hutriadi Menghitam,