Ketua BKSAP Fadli Zon: Hasil P20 Akan Dibawa ke Forum G20 November Mendatang
Ketua BKSAP Fadli Zon menyatakan hasil P20 kan menjadi bagian dari join statement atau pernyataan bersama yang akan dibawa ke forum G20.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyatakan, hasil dari Parliamentary Speakers’ Summit (P20) nantinya akan menjadi bagian dari join statement atau pernyataan bersama yang akan dibawa ke forum G20 pada November mendatang.
Adapun rangkaian P20 melaksanakan Parliamentary Forum yang mendiskusikan berbagai isu dan persoalan.
"P20 ini nanti hasilnya semacam dokumen yang menjadi bagian join statement untuk dibawa ke G20," kata Fadli Zon sesaat setelah Parliamentary Forum P-20 di ruang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Dijelaskannya, hari ini acara P20 memang mengetengahkan diskusi termasuk platform dengan civil society, media, kalangan umum, tokoh-tokoh, pakar-pakar, akademisi.
Sementara pada hari ini Kamis (6/10/2022) khusus pertemuan house speaker, pimpinan DPR dan anggota parlemen yang tergabung dalam P20.
Baca juga: Di Forum P20, Puan Dorong Peningkatan Investasi Tiongkok dan Singapura Lewat Bilateral Parlemen
Kemudian dari sana, akan ada join statement terkait dengan hal-hal yang isunya diprioritaskan dalam forum ini.
Baik tentang percepatan SDG’s dan ekonomi hijau (green economic), tentang persoalan-persoalan kekinian, masalah krisis pangan, energi dan tantangan global ekonomi, dan serta peran parlemen dan demokrasi, juga persamaan gender dan inklusi sosial.
Selain itu, lanjut Fadli, yang juga selalu dibicarakan dalam forum-forum internasional adalah asalah yang terkait perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: Sambut P20, Ketua DPR Ajak Parlemen Dunia Atasi Gejolak Ekonomi Global
Diakuinya, hal Ini termasuk salah satu bagian yang diperdebatkan, paling tidak dalam proses pembentukan outcome dokumen sudah terlihat perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok.
Perbedaan yang dimaksud adalah adanya pendapat yang ingin memberi satu kalimat-kalimat yang keras mengutuk perang.
Namun, ada juga pendapat yang cenderung berpendapat untuk move forward atau maju ke depan untuk mencari solusi.
"Kita (Indonesia) termasuk yang ingin mencari solusi. Posisi masing-masing pihak berbeda-beda. Tapi kita semaksimal mungkin di P20 ini ada satu forum yang bisa berbagi isu bersama dan kita tidak ingin memperuncingnya," kata Fadli.
Dijelaskan legislator Fraksi Partai Gerindra ini, Ukraina memang bukan bagian dari P20, namun menjadi tamu dari tuan rumah bersama dengan beberapa negara lainya.
Baca juga: Di Forum P20, Indonesia Siap Dorong Negara G20 Bergerak Nyata Atasi Krisis Pangan Global
Sebagaimana yang dilakukan juga oleh pemerintah yang mengundang beberapa Negara, DPR ingin mengajak dialog, diplomasi dan mencari penyelesaian walaupun diakuinya tidak semudah itu.
"Tetapi gestur itu menunjukkan bahwa kita peduli, kita sangat peduli dan kita berharap ada semacam inisiasi untuk dialog, terutama di antara parlemen. Parlemen ini kan kelebihannya punya legitimasi dari rakyat, punya fleksibilitas di dalam dialog, dan diplomasi. Agak berbeda dengan pemerintah yang agak rigid. Kita harapkan dengan semua itu, ada hasil yang positif. Meskipun memang belum terlihat, tapi mungkin nanti dalam dokumen-dokumen terlihat," tandasnya.