Ramai-ramai Bela Iwan Bule agar Tak Mundur dari Ketua PSSI, Mulai Dewan Pembina hingga Komisi Wasit
Dewan Pembina hingga Komisi Wasit ramai-ramai membela keputusan Iwan Bule untuk tetap bertahan sebagai Ketua PSSI usai tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Tuntutan agar Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI memperoleh pembelaan dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Dewan Pembina PSSI, Agum Gumelar.
Agum yang sempat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003 ini mengatakan bahwa desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua Umum PSSI bukanlah jawaban.
Dirinya justru menganggap ketika Iwan Bule tetap menjadi Ketua Umum PSSi maka itu adalah bentuk tanggung jawab.
"Mundur bukan jawaban. Justru sebagai bentuk tanggung jawab sebagai Ketua Umum PSSI, tidak seharusnya mundur."
"Dia (Iriawan) harus menyelesaikan kasus ini sampai tuntas dan kemudian dijadikan pembelajaran untuk ke depannya agar kompetisi bisa lebih baik lagi," tuturnya dikutip dari laman PSSI.
Baca juga: Komnas HAM Kantongi Video Kunci Tragedi Kanjuruhan, Berisi Rekaman Kronologi Penembakan Gas Air Mata
Agum juga menambahkan agar keputusan penggantian Ketua Umum PSSI dilakukan saat Kongres Luar Biasa (KLB) pada akhir tahun 2023.
"Silakan bertarung di sana. Siapa yang terbaik pasti akan dipilih oleh pemilik suara," katanya.
Pembelaan juga dilakukan oleh Ketua Komisi Wasit PSSI, Ahmad Riyadh.
Senada dengan Agum, ia menganggap tidak mundurnya Iwan Bule adalah bentuk pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan.
"Pokoknya bentuk tanggung jawab tidak harus mundur dengan membuktikan PSSI menjadi lebih baik," kata Riyadh, Selasa (11/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
Kendati begitu, ia menyebut desakan agar Iwan Bule mundur sebagai Ketua PSSI merupakan hak masyarakat dan dirinya tetap menghargai.
"Itu hak, terima kasih masyarakat sudah mengkritik," tuturnya.
Iwan Bule pun juga tegas menolak mundur dari jabatannya sebagai Ketua PSSI.
Baca juga: Erick Thohir Dinilai Piawai Lakukan Diplomasi Luar Negeri, Termasuk Lobi FIFA Soal Kasus Kanjuruhan