Komnas HAM Umumkan Hasil Investigasi Hari Ini, Simak Deretan Temuan Komnas HAM di Tragedi Kanjuruhan
Berikut beberapa temuan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Komnas HAM akan mengumumkan hasil investigasinya terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) kemarin.
Menurut Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan tersebut akan diumumkan Komnas HAM pada hari ini, Rabu (12/10/2022).
Komnas HAM pun berjanji akan menyampaikan hasil investigasinya ke publik secara lengkap pada siang hari ini.
"Besok konferensi pers temuan-temuan sementara dan apa langkah ke depan, jadi saya kira lengkapnya besok," kata Beka kepada awak media di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (11/10/2022) malam.
Sembari menunggu hasil investigasi Komnas HAM, mari kita lihat kembali deretan temuan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang ini.
Berikut beberapa temuan Komnas HAM terkait tragedi Kanjuruhan yang telah dirangkum Tribunnews.com:
Baca juga: Korban Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan Tambah Jadi 132 Orang, Komnas HAM Beberkan Penyebab Utama
1. Hanya 2 Pintu yang Terbuka Saat Kejadian
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah mengantongi sejumlah informasi terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Informasi tersebut dieroleh Komnas HAM setelah pihaknya menurunkan tim melakukan investigasi terkait Tragedi Kanjuruhan yang terjadi, Sabtu (1/10/2022) malam.
Dalam penyelidikan sementaranya Komnas HAM menemukan ternyata hanya ada dua pintu keluar stadion yang terbuka dari 14 pintu saat insiden kerusuhan usai laga Persebaya Surabaya vs Arema FC itu.
Komisioner Komnas HAM Muhammad Choirul Anam menyatakan pihaknya telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari sejumlah pihak terkait kasus tersebut.
Mulai dari suporter Arema, keluarga korban, pihak rumah sakit, hingga pemain.
Baca juga: Hari Ini Komnas HAM Sampaikan Hasil Investigas Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan 132 Nyawa
"Kami anatomi dari Stadion Kanjuruhan. Nanti seperti apa. Cuma dua pintu terbuka, hiruk pikuknya di pintu yang sama," kata Anam di Malang, Jawa Timur, Senin (2/10).
Namun begitu Anam mengatakan pihaknya masih mendalami lokasi sebagian besar korban yang meninggal dunia, apakah berada di dekat lontaran gas air mata atau di lokasi lain.
Selain itu, Komnas HAM juga mendalami terkait dugaan gas air mata yang digunakan aparat saat kerusuhan telah kedaluwarsa.
Anam akan menanyakan hal itu kepada petugas medis.
"Gas pasti punya kedaluwarsa, itu akan menjadi kunci kami tanya ke medis. Apakah ini karena sesak nafas, kadar oksigen, dan lainnya seperti apa," kata dia.
Baca juga: Mahfud MD Bicara Gas Air Mata Kedaluarsa Tragedi Kanjuruhan, Pengamat Cium Indikasi Korupsi
2. Ada Indikasi Terjadinya Pelanggaran HAM, Berupa Kekerasan
Selanjutnya Anam menyebut ada indikasi terjadinya pelanggaran HAM dalam kerusuhan yang mengakibatkan lebih dari 100 korban jiwa itu.
”Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi,” kata Anam.
Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan adalah tendangan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap suporter.
Bahkan ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.
”Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat tapi semua juga bisa lihat,” ujar Anam.
Anam menyatakan insiden kekerasan oleh aparat yang juga terjadi saat kerusuhan tersebut bukan hanya dapat dilihat Komnas HAM.
Namun masyarakat juga dapat menyaksikan lewat sejumlah video yang beredar.
Suporter di lapangan juga ikut menyaksikan hal itu.
Baca juga: Tujuan Utusan FIFA Datangi PSSI, Dalami Tragedi Kanjuruhan hingga Singgung Waktu Kompetisi Bergulir
3. Komnas HAM Kantongi Video Kunci Tragedi Kanjuruhan
Komnas HAM mengaku telah mengantongi bukti kuat berupa video terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 132 orang.
Diketahui tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyatakan, video yang didapatinya itu diyakini merupakan satu-satunya video sangat kunci untuk mengungkap tabir tragedi tersebut.
Beberapa bukti termasuk video didapat Komnas HAM saat pihaknya melakukan investigasi ke Malang setelah kejadian.
"Banyak dokumen banyak video dan sebagainya termasuk video yang menurut kami menjadi video sangat kunci kenapa peristiwa itu terjadi, sangat kunci," kata Anam sebagaimana telah diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Kendati demikian, Anam mengatakan pihaknya belum mau terburu-buru membeberkan hasil temuan atau investigasinya soal video itu.
Baca juga: Irjen Purn Aryanto Sutadi Curiga Ada Tokoh Intelektual di Balik Tragedi Kanjuruhan
Termasuk kata dia, soal siapa yang memiliki video itu dan saat kondisi apa video itu direkam.
"Intinya sangat kunci, nanti kami sampaikan di laporan akhir," ucap dia.
Dirinya hanya dapat memastikan kalau video yang dikantonginya itu menampilkan jelas kronologi awal insiden penembakan gas air mata itu dilakukan.
Dirinya hanya dapat memastikan kalau video yang dikantonginya itu menampilkan jelas kronologi awal insiden penembakan gas air mata itu dilakukan.
Sebab sejauh ini, temuan Komnas HAM menyatakan kalau penyebab banyaknya korban meninggal atas insiden itu adalah soal adanya gas air mata.
"Semua video penting bagi mengungkap peristiwa ini, tapi salah satunya video kunci kami dapatkan," ucap dia.
4. Aremania Turun ke Lapangan Bukan untuk Aniaya Pemain
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Choirul Anam, mengungkapkan alasan para Aremania turun ke lapangan seusai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Menurut Anam, Aremania yang turun ke lapangan adalah untuk memberikan semangat pada para pemain Arema FC.
"Yang kita telusuri, mereka masuk ke lapangan untuk memberikan semangat walaupun mereka kalah (pemain Arema FC)," ujar Choirul Anam dalam YouTube Humas Komnas HAM RI.
Anam pun menilai bahwa tidaklah benar jika ada yang menyebut Aremania turun ke lapangan untuk menganiaya pemain Arema FC, karena tidak ada pemain yang terluka pada saat itu.
Para pemain juga tidak mengungkapkan bahwa para suporter melakukan pengeroyokan.
"Ini satu jiwa, ayo jangan menyerah, jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi pemainnya tidak bilang seperti itu, dan juga suporternya tidak bilang seperti itu," ucap Anam.
Baca juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan akan Serahkan Hasil Investigasi ke Presiden Jokowi 14 Oktober
5. Kericuhan Terjadi Dipicu Gas Air Mata
Anam menambahkan beberapa menit setelah para suporter turun ke lapangan, kondisinya masih kondusif.
Kerusuhan baru terjadi ketika aparat keamanan menggunakan gas air mata.
"Sekian menit di lapangan, sebenarnya cukup terkendali. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan pada kami, itu akibat gas air mata," kata Komisioner Komnas HAM itu.
Penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan membuat Aremania panik.
Kepanikan para penonton tersebut diperparah oleh pintu keluar yang hanya setengah terbuka, bahkan ada beberapa yang tertutup.
Baca juga: Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu, Totalnya Ada 132 Orang Tewas
Sehingga terjadi penumpukan penonton di sekitar pintu, dan inilah yang menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa.
"Gas air mata membuat panik. Di beberapa tempat ada pintu yang terbuka sempit, terus ada pintu yang tertutup. Itu yang membuat banyak jatuhnya korban," terang Anam.
Karena itu, Komnas HAM saat ini tengah mendalami bagaimana proses perencanaan keamanan pertandingan.
Pasalnya jika perencanaan keamanan pertandingan sudah benar, maka kemungkinan besar korban yang jatuh tidak sebesar saat ini.
"Dalam konteks ini yang paling penting, kami sedang dalam proses mendalami bagaimana perencanaan keamanan pertandingan," ungkap Anam.
Baca juga: Mahfud MD Sebut TGIPF Kanjuruhan Bakal Bertemu FIFA untuk Menata Ulang Aturan Sepakbola
6. Banyak Korban Tewas Kondisi Wajahnya Biru dan Mata Merah
Sejumlah catatan penting pun dikantongi Komnas HAM terkait tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, di antaranya soal kondisi jenazah para korban.
Choirul Anam mengatakan berdasarkan keterangan yang diperoleh pihaknya dari keluarga, Aremania, maupun relawan yang menangani jenazah korban terungkap bila koraban tewas kondisinya sangat memprihatinkan.
"Kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru, jadi muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," kata Choirul Anam sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.
Selain itu, ia menjelaskan karakter luka yang dialami korban.
Menurut Anam, kondisi luka yang dialami korban bermacam-macam di antaranya patah kaki, patah rahang, dan memar.
"Ada beberapa yang sangat memperihatinkan karena kena gas air mata adalah kondisi mata. Matanya sangat merah," kata Anam.
"Bahkan kami bertemu dengan salah satu korban, itu peristiwanya hari Sabtu, Senin bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," kata dia.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Adi Suhendi/Hasiolan Eko P Gultom/Rizki Sandi Saputra)
Baca berita lainnya terkait Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.