Temuan Komnas HAM: Tembakan Gas Air Mata Pertama Kanjuruhan Pukul 22.08 WIB ke Arah Tribune Selatan
Ia mencatat tembakan gas air mata pertama kali di Stadion terjadi pada pada pukul 22.08 WIB atau sekitar 20 menit setelah pertandingan selesai.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan Komisi Nasional Hal Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat tembakan gas air mata pertama kali di Stadion Kanjuruhan terjadi pada pada pukul 22.08 WIB atau sekitar 20 menit setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya selesai.
Dalam konferensi pers pada Rabu (12/10/2022) Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut tembakan pertama tersebut diarahkan kepada penonton di tribun selatan Stadion Kanjuruhan.
Menurut Choirul Anam, hal tersebut berdasarkan penyelidikan dan pemantuan Komnas HAM terhadap Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan sejak 2 Oktober 2022.
"Gas air mata ditembakkan ke tribune selatan pukul 22.08.59 WIB," kata Anam dalam jumpa pers, Rabu (12/10/2022).
Ia menerangkan, kondisi stadion tergolong aman dan terkendali pada 14-20 menit setelah laga Arema vs Persebaya selesai.
Akan tetapi, setelah itu, kericuhan pun terjadi.
Baca juga: Temuan Investigasi Komnas HAM Tragedi Kanjuruhan: Miras Ditemukan di Gedung Dispora, Tidak Diminum
Anam menegaskan, Komnas HAM tetap pada kesimpulan awal bahwa Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 132 orang tewas itu, dipicu oleh tembakan gas air mata.
Namun demikian, Komnas HAM mengaku belum dapat memastikan jumlah tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi pada malam itu.
Sebab, hal tersebut masih harus mencocokkan berbagai keterangan lainnya.
Anam menyampaikan, temuan awal ini berasal dari video eksklusif yang diambil oleh suporter Arema sebelum tewas.
Video ini dinilai krusial untuk menunjukkan bahwa gas air mata yang ditembakkan polisi berdampak langsung pada berhamburannya suporter dalam jumlah besar menuju pintu keluar, sedangkan pintu keluar terbuka kecil.
Para suporter kemudian terjebak dalam kondisi sesak napas akibat terpapar gas air mata, berdesakan, dan sebagian akhirnya meregang nyawa.
"Jadi memang video ini sangat krusial," ujar Anam.
Anam mengaku, pihaknya telah memperoleh data dan dokumentasi yang rinci mengenai jenis senjata serta gas air mata yang ditembakkan pada Tragedi Kanjuruhan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.