Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bacaan Isi Teks Sumpah Pemuda dan Sejarahnya, Sebagai Bukti Bentuk Menjunjung Persatuan Indonesia

Berikut ini bacaan isi teks sumpah pemuda beserta sejarah penyusunan Sumpah Pemuda, sebagai bukti tekat para pemuda Indonesia menjujung persatuan

Penulis: Tartila Abidatu Safira
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Bacaan Isi Teks Sumpah Pemuda dan Sejarahnya, Sebagai Bukti Bentuk Menjunjung Persatuan Indonesia
museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id
Monumen Sumpah Pemuda - Berikut ini bacaan isi teks sumpah pemuda beserta sejarahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bacaan isi teks sumpah pemuda beserta sejarah penyusunan Sumpah Pemuda.

Bacaan isi teks Sumpah Pemuda merupakan bukti tekat para pemuda Indonesia untuk mencintai dan menjunjung tinggi persatuan tanah airnya.

Pada 28 Oktober 1928, isi teks Sumpah Pemuda telah rampung saat diadakannya Kongres Pemuda II.

Sehingga, Hari Sumpah Pemuda pun diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

Tahun ini, Hari Sumpah Pemuda jatuh pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Simak bunyi Sumpah Pemuda berikut ini, dikutip dari museumsumpahpemuda.kemendikbud.go.id:

Baca juga: Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kemenpora Gelar Turnamen Futsal dan Bulutangkis

PERTAMA.

Berita Rekomendasi

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

KEDOEA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KETIGA.

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Sejarah Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan ikrar teks para pemuda di Indonesia.

Diketahui, cikal bakal Kongres Pemuda Kedua adalah gagasan dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia(PPPI).

Baca juga: Menpora Amali Inginkan Peringatan Sumpah Pemuda Menguatkan Rasa Persatuan Dan Kesatuan Indonesia

PPPI merupakan sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia.

Terdapat tiga kali rapat dalam membuat ikrar teks Sumpah Pemuda.

Rapat Pertama pada Sabtu, 27 Oktober 1928, diadakan di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan antar sesama pemuda.

Selain itu, Moehammad Jamin memiliki pendapatnya tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop.

Pada rapat kedua ini lebih membahas ke ranah masalah pendidikan di Indonesia.

Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menjadi pembicara dalam rapat tersebut.

Mereka kompak berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

Lebih penting lagi, anak juga harus dididik secara demokratis tanpa ada unsur tekanan.

Rapat ketiga yang dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat, juga terjadi di hari yang sama pada rapat kedua, yaitu 28 Oktober 1928.

Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Diakhir sesi Kongres Sumpah Pemuda, lagu berjudul 'Indonesia' karya Wage Rudolf Supratman digaungkan.

Para pemuda pun bersuka cita untuk turut berperan dalam pemersatuan bangsa.

Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres, yaitu teks Sumpah Pemuda.

(Tribunnews.com/Safira)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas