Demo Akbar 411 di Kawasan Istana, Menantu Rizieq Shihab: Suara Rakyat Diabaikan, Rakyat Majikan DPR!
Habib Hanif Al-Athos, menantu Muhammad Rizieq Shihab, turut berorasi dalam aksi demo bertajuk Aksi Bela Rakyat (AKBAR) 411
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Habib Hanif Alatas, menantu eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab, turut berorasi dalam aksi demo bertajuk Aksi Bela Rakyat (AKBAR) 411, Jumat (4/11/2022), di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Dalam orasinya, ia mengatakan rakyat merupakan majikan daripada para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Namun, kata Habib Hanif Alatas, para anggota DPR ini justru mengabaikan suara rakyat.
Habib Hanif Alatas mengatakan aspirasi rakyat yang disuarakan tidak pernah didengar oleh DPR.
Lebih lanjut, Habib Hanif Alatas mengatakan, para wakil rakyat ini tidak mungkin bisa berkuasa jika tanpa adanya rakyat itu sendiri.
"Sudah ada tiga aksi akbar tapi tidak didengar. Tuntut tidak dikabulkan. Suara rakyat diabaikan. Padahal tanpa rakyat DPR tidak bisa naik," ujar Habib Hanif Alatas di atas mobil komando.
"Kami adalah majikan kalian. Kami pemilik bangsa pemilik kedaulatan," tambahnya.
Habib Hanif Alatas menegaskan, melalui aksi ini mereka meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya.
Ia juga menegaskan aksi demonstrasi itu merupakan aksi damai dan tetap pada aturan.
Sejumlah Organisasi Massa (Ormas) menggelar aksi demonstrasi bertajuk Aksi Bela Rakyat (AKBAR) 411 pada Jum'at (4/11/2022) di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat.
Sejumlah ormas termasuk Persaudaraan Alumni (PA) 212 turut berunjuk rasa di kawasan Istana Presiden.
"Kami datang sore ini karena aspirasi tidak didengar. Meminta presiden mengundurkan diri secara baik-baik. Taat aturan. Tidak berontak karena haram bagi kami," tegasnya.
Baca juga: Teriakan Jokowi Mundur, Massa Aksi GNPR 411 Mulai Padati Kawasan Bundaran Patung Kuda
Adapun tuntutan yang disampaikan dalam demo "411" ini ialah mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur.
Menurut Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, tuntutan tersebut disuarakan karena sebelumnya beredar kabar soal ijazah Jokowi yang diduga palsu.
Berikut kumpulan berita mengenai aksi 411 dan 212
Hujan
Hujan mengguyur kawasan Patung Kuda Monas, sekira pukul 17.00 WIB petang, pada saat aksi demonstrasi sedang berlangsung.
Langit mendung mewarnai berbagai pendapat yang disuarakan para massa aksi.
Sejumlah massa aksi tampak mengenakan jas hujan berbahan plastik dan kardus bekas kemasan air mineral.
Sementara sebagian massa aksi yang lain berteduh di bawah pohon-pohon besar yang terdapat di sisi trotoar jalan sekitaran kawasan Patung Kuda Monas.
Meski begitu, orator yang berada di atas mobil komando Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) tetap menyuarakan aspirasinya di depan massa aksi yang bertahan di bawah guyuran hujan.
"Hujan berkah. Mudah-mudahan banyak doa dijabah," kata seorang pembicara.
Walaupun hujan mengguyur, suara gemuruh teriakan massa aksi masih terdengar.
Kalimat takbir "Allahuakbar" dan "Turunkan Jokowi" berkali-kali mereka sahutkan.
Sebelumnya, massa aksi bela rakyat 411 melakukan salat ashar di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022) sekira pukul 15.00 WIB petang.
Habib Alwi bin Smith, tokoh gerakan 212, menjadi imam pada salat ashar tersebut.
Orator yang berada di atas mobil komando Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) sebelumnya mengumumkan kepada massa aksi bahwa kegiatan dihentikan sejenak untuk melakukan salat ashar.
"Silakan, bagi (massa aksi) yang belum salat ashar, kita salat ashar terlebih dahulu," katanya, di depan Patung Kuda Monas, Jumat.
Sementara itu, orator yang berada di atas mobil komando GNPR itu juga menjelaskan, untuk massa aksi yang musafir dimohon untuk menjaga massa aksi yang melakukan salat ashar.
"Untuk yang musafir dan sudah meng-qhada sholatnya, dimohon untuk menjaga saudara-saudaranya yang ingin salat ashar," jelasnya.
Salat ashar dilakukan setelah massa aksi melakukan long march dari Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat dan menggelar tahlil, di Patung Kuda Monas.
Usai menggelar tahlil, para massa aksi juga melakukan pembacaan selawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang dipimpin oleh orator di atas mobil komando GNPR.