Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramainya Kegiatan di Ruang Publik Seiring Meredanya Covid-19, Begini Tanggapan Pakar

Kejadian maupun kericuhan saat kegiatan di ruang publik menandakan perlu adanya analisa risiko dari kegiatan tersebut

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ramainya Kegiatan di Ruang Publik Seiring Meredanya Covid-19, Begini Tanggapan Pakar
dok pribadi
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Belakangan, seiring meredanya Covid-19, kerap ditemukan kegiatan atau even di ruang publik yang terlalu ramai karena melebihi kapasitas, hingga berujung menimbulkan banyaknya korban jiwa. 

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman, peristiwa ini menandakan perlu adanya analisa risiko dari kegiatan tersebut. 

"Melibatkan banyak orang atau disebut dengan large sosial event, harus ada namanya analisa risiko dari kegiatan itu," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (4/11/2022). 

Beberapa waktu lalu, misalnya ada tragedi di Itaewon, Korea Selatan.

Baca juga: Korea Selatan Tingkatkan Pengawasan di Stasiun Kereta Bawah Tanah Pasca Tragedi di Itaewon

Sebanyak ratusan orang meninggal karena terhimpit dan sesak nafas karena berdesakan pada acara Halloween. 

Menurut Dicky, sebenarnya WHO sendiri telah punya pedoman terkait hal ini, namun sayang masih saja ada yang kecolongan.

BERITA TERKAIT

"Itu sebetulnya kesalahan, dan memerlukan suatu analisa dari risiko yang meliputi banyak aspek," katanya lagi. 

Ia pun menegaskan, bukan berarti tidak boleh mengadakan acara, tapi tetap memperhitungkan beberapa hal. 

Misalnya terkait kapasitas, dan aturan terkait penyelenggaraan acara di masa pandemi karena Covid-19 masih ada. 

"Kemudian kita harus ingat bahwa dari peserta, bahkan pihak penyelenggara, ada kemungkinan sebagian mereka penyintas Covid-19," kata Dicky. 

Menurutnya hal ini berhubungan karena mereka yang sudah terinfeksi Covid, bahkan berkali-kali bukan tidak mungkin mengalami fungsi penurunan tubuh. 

Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid, sehingga akan menempatkan mereka dalam kondisi berisiko tinggi. 

"Kejadian di Itaweon, bukan hanya luar negeri, termasuk Kanjaruhuan. Itu tidak bisa dilepaskan pada kondisi pengunjung yang mungkin tidak seperti sebelumnya," tegas Dicky. 

Kondisi fisik yang berubah menyebabkan potensi lahirnya insiden, misalnya kesulitan bernafas karena begitu padatnya pengunjung, bahkan bisa hingga serangan jantung. 

Baca juga: Panggung Demokrasi: Lonjakan Kasus Covid-19, Bersama Dicky Budiman dan Tonang Dwi Ardyanto

Dan dari penonton, perlu untuk mengukur diri dan melihat risiko masing-masing. 

"Jangan dipaksakan, dan pilih opsi lain yang lebih aman untuk tetap melakukan itu. Dan tentunya bagi mau menonton, selain prokes dijalankan, sekali lagi bisa menilai situasi, penyelengaraan," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas