Siapkan Dukungan Pusat, Mendagri Tito Karnavian Ungkap Penyebab Inflasi di Sumatera Barat Tinggi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi Gubernur Maluku Utara yang tercatat sebagai provinsi dengan inflasi rendah.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah pada Senin (7/11/2022).
Dalam kesempatan itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi Gubernur Maluku Utara yang tercatat sebagai provinsi dengan inflasi paling rendah di Indonesia.
"Maluku Utara ini memiliki penurunan angka inflasi 3,23 persen, bahkan menjadi terendah di seluruh provinsi di Indonesia. Terima kasih teman-teman di Maluku Utara," kata Tito dalam keterangannya.
Dalam kesempatan yang sama, Tito juga meminta atensi Gubernur Sumatera Barat yang mencatatkan angka inflasi yang cukup tinggi.
Diketahui, tingkat inflasi dari tahun ke tahun atau data per Oktober 2021 ke Oktober 2022, inflasi di Sumatera Barat tercatat sebesar 7,87 persen.
"Saya paham, meskipun Pak Gubernur Sumatera Barat ini sudah banyak sekali melakukan intervensi-intervensi di lapangan, tapi mungkin ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga mungkin memerlukan dukungan dari pusat," kata Mendagri.
Adapun inflasi di Provinsi Sumatera Barat di antaranya dipicu oleh kenaikan harga beras dan sejumlah komoditas pangan lainnya.
Padahal, produksi beras di Sumatera Barat termasuk surplus.
Kenaikan itu, kata Tito, dipicu oleh tingginya permintaan dari daerah tetangga seperti Riau dan Kepulauan Riau karena harga jual yang relatif lebih tinggi.
Sehingga banyak petani atau pengusaha yang menjual berasnya ke daerah tetangga, karena dinilai lebih menguntungkan.
Baca juga: Tim Kemendagri Ke Kepri, Genjot Realisasi APBD dan Penanganan Inflasi Daerah
"Langkah-langkah yang sudah Bapak (Gubernur Sumatera Barat) lakukan cukup detail, namun sebagai informasi, ini belanja tidak terduga ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh semua provinsi, kabupaten/kota," ujar dia.
Berdasarkan data yang dikantongi Direktorat Jenderal (Ditjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri per 4 November 2022, total alokasi anggaran BTT se-Indonesia adalah Rp17.515,82 triliun.
Namun, alokasi anggaran tersebut baru terealisasi 12,74 persen atau Rp2.231,68 triliun.
Untuk realisasi BTT di tingkat provinsi baru tercatat 6,25 persen atau Rp611,60 miliar. Sedangkan di tingkat kabupaten baru terealisasi 22,62 persen atau Rp1.302,32 triliun dan di tingkat Kota baru terealisasi 16,09 persen atau Rp317,76 miliar.
Sementara itu, merujuk pada data yang sama, penggunaan BTT untuk Provinsi Sumatera Barat baru sebesar 0,67 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.