Duduk Perkara Desmond Mahesa Digeruduk Kader PDIP di Purworejo, Kronologi hingga Respon Gerindra
Desmond J Mahesa digeruduk puluhan kader PDIP saat berkunjung ke Purworejo. Hal ini buntut pernyataannya yang dinilai telah menyinggung Soekarno.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa digeruduk puluhan kader PDIP saat berkunjung ke Purworejo, Jawa Tengah.
Aksi kader PDIP geruduk Desmond Mahesa ini buntut dari pernyataannya yang dinilai telah menyinggung Proklamator Ir Soekarno.
Pernyataan tersebut yakni tentang respon Desmond yang tak setuju dengan wacana adanya permintaan maaf dari pemerintah Indonesia kepada keluarga Soekarno.
Sebab, Desmond menganggap pemerintahan saat ini merupakan bagian dari rezim Soekarno.
Berikut ini duduk perkara dan kronologi Desmond Mahesa digeruduk kader PDIP di Purworejo:
Baca juga: TAP MPRS 33/1967 Dicabut, PDIP Harap Pemerintah Minta Maaf ke Soekarno, Gerindra: Permintaan Lucu
Awal Mula
Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pada 7 November lalu, menyampaikan bahwa TAP MPRS No. 33 tahun 1967 telah dicabut.
Untuk diketahui, Tap MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 menyebutkan bahwa Soekarno alias Bung Karno membuat kebijakan yang secara tak langsung menguntungkan Gerakan 30 September (G30S) yang disebut dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Jokowi mengatakan, kesetiaan Soekarno tak pernah lekang oleh waktu sejak sepanjang berjuang di masa era pra kemerdekaan maupun di era pasca kemerdekaan.
Pidato tersebut disampaikan Jokowi ketika memberikan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh bangsa yang lain.
Hal itu berujung keluarnya pernyataan dari Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah yang menilai perlu ada langkah lebih lanjut yang dilakukan pemerintah, yakni permintaan maaf.
"Menurut kami setelah diperolehnya gelar pahlawan nasional, kepada Bung Karno di tahun 2012, maka seyogianya negara melalui pemerintah Republik Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada Bung Karno dan keluarga, serta bangsa Indonesia atas perlakuan yang tidak adil yang pernah dialami seorang Proklamator Bangsa, seorang pendiri bangsa," kata Ahmad Basarah, seperti dikutip Tribunnews.com.
Baca juga: Tegaskan Gelar Pahlawan Nasional Soekarno, Presiden: Bung Karno Tidak Pernah Berkhianat
Desmond Sebut Permintaan Lucu
Pernyataan Ahmad Basarah kemudian direspon oleh Desmond Mahesa dan menyebut sebagai permintaan yang lucu.
Desmond menganggap permintaan PDI Perjuangan ini merupakan sesuatu yang lucu karena pemerintahan saat ini merupakan bagian dari rezim Soekarno.
"Pertanyaannya sekarang pemerintahan siapa? Pemerintahan Soekarno kan? Kalau Soekarno direhabilitasi itu namanya mengada-ada kan. Habis itu negara disuruh minta maaf sama Soekarno? Dari mereka untuk mereka," ujar Desmond ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (09/11/2022), dikutip Tribunnews.
Desmond menambahkan, pemerintah harusnya meminta maaf jika rehabilitasi Soekarno ini dilakukan oleh rezim saat ini.
Ia juga menegaskan, jika pemerintah saat ini tetap meminta maaf, hal ini berarti pemerintah hanya melaksanakan kehendak Megawati saja selaku pengendali rezim di balik Jokowi.
Baca juga: Pemerintah Diminta Minta Maaf Kepada Soekarno dan Keluarga, NasDem: Tanya Sama PDIP
Tuntut Minta Maaf
Selang Desmond berkomentar tentang itu, ia kemudian digeruduk saat melakukan kunjungan kerja di Purworejo.
Desmond datang bersama rombongan Komisi III DPR RI ke Purworejo dalam rangka untuk melihat situasi di Desa Wadas, Kecamatan Bener.
Saat digeruduk, Desmond dan sejumlah anggota Komisi III DPR RI lainnya sedang makan siang di salah satu rumah makan yang ada di Kabupaten Purworejo.
Aksi puluhan kader banteng yang menggeruduk Desmond itu dipimpin oleh Ketua DPC PDI-P Purworejo, Dion Agasi Setiabudi.
Sejumlah satgas PDI-P, jajaran anggota DPRD Purworejo dan DPRD Jawa Tengah dari fraksi PDI-P juga ikut dalam aksi tersebut.
Baca juga: Ini Ucapan Desmond yang Membuatnya Digeruduk Puluhan Kader PDIP di Purworejo
Mereka menuntut Desmond meminta maaf terkait tanggapannya perihal permintaan PDI-P agar negara meminta maaf kepada Presiden Pertama RI Soekarno buntut TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
Menurut para kader PDI-P, diksi "kentut" dan "lucu-lucuan" yang dipakai oleh Desmond dalam tanggapannya itu telah menghina sang proklamator.
"Yang menyatakan ini (permintaan PDI-P) hanya lucu-lucuan dan permintaan maaf terhadap Bung Karno dan keluarganya ini hanya lucu-lucuan, ini pernyataan yang sangat menghina bagi kami semua," teriak Ketua DPRD Kabupaten Purworejo Dion Agasi dengan menggunakan megaphone, dikutip Tribunnews.
Saat berorasi di hadapan Desmond, Dion mengatakan, keluarga besar PDI-P Kabupaten Purworejo tidak terima dengan pernyataan Desmond pada tanggal 8 November 2022 lalu.
Respon Gerindra
Setelah digeruduk oleh puluhan kader PDIP, Desmond pun akhirnya minta maaf terkait pernyatannya tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meminta persoalan tersebut tidak diperpanjang lagi.
“Pak Desmon sudah minta maaf kan, kami juga selaku rekan beliau minta maaf kalau ada pihak yang tidak berkenan,” kata Habiburokhman melalui pesan singkat, Sabtu (12/11/2022).
Lebih jauh dia mengatakan bahwa wajar jika ada salah persepsi muncul di dunia politik.
Sehingga dengan permohonan maaf itu, menurutnya persoalan ini tidak perlu diperpanjang lagi.
Baca juga: Gerindra: Kami dan Desmond Sudah Minta Maaf, Tak Perlu Diperpanjang Lagi
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa Desmond merupakan sosok yang punya banyak sahabat dari kalangan Soekarnois sejak zaman aktivis lalu.
“Yang namanya salah paham wajar di dunia politik. Saya pikir kita gak perlu perpanjang lagi,” ucap Habiburokhman.
“Memang kadang Pak Desmond bicara keras, tapi hatinya baik,” lanjutnya.
(Tribunnews.com/Tio, Naufal Laten, Fransiskus, Reza Deni)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.