TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta negara-negara G-19 (minus Rusia) untuk memaksa Rusia menghentikan ancaman nuklir dalam bentuk apapun. 

Hal ini disampaikan Zelenskyy dalam pidatonya di KTT G20 Presidensi Indonesia lewat video conference, Selasa (15/11/2022).

Presiden Ukraina menuding Rusia mengubah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menjadi suatu bom radiasi yang dapat meledak kapan saja.

"Tidak ada seorang pun yang berhak mengancam dunia dengan bencana radiasi. Ini adalah aksioma."

"Ke arah mana radiasi akan dibawa angin? Mungkin ke wilayah Uni Eropa. Mungkin saja ke Turki. Atau mungkin ke Timur Tengah. Bahkan secara hipotetis pun, skenario itu adalah suatu kejahatan!" katanya.

Zelenskyy meminta Rusia segera menarik semua pasukannya dari area PLTN Zaporizhzhya dan mengembalikan kendali atas PLTN itu kepada IAEA dan pegawai Ukraina. 

"Kami telah mengusulkan untuk mengirim delegasi IAEA ke semua pembangkit nuklir Ukraina – empat PLTN, 15 reaktor nuklir. Termasuk PLTN Chornobyl yang telah diberhentikan dan ditutup.Delegasi tersebut dapat memverifikasi bahwa serangan terhadap reaktor nuklir Ukraina telah berhenti," ujarnya.

Ia juga meminta ancaman tidak masuk akal yang dilontarkan oleh para pejabat Rusia terkait senjata nuklir dihentikan. 

Baca juga: Zelensky Sampaikan Pidato di KTT G20, Uraikan Jalan untuk Akhiri Konflik Rusia dengan Ukraina

Presiden Ukraina menegaskan ancaman nuklir tidak dapat dibenarkan. Zelenskyy juga berterima kasih kepada G-19 yang berupaya mengecam tindakan tersebut.

"Tolong gunakan seluruh kemampuan Anda untuk memaksa Rusia menghentikan ancaman nuklir dalam bentuk apa pun. Itu dapat dimulai dengan Memorandum Budapest serta negara-negara yang menandatangani kesepakatan tersebut," ujarnya.